Tito menjelaskan, semakin tinggi angka pertemuan masyarakat dan petugas, pertumbuhan korupsi di lembaga kepolisian akan semakin tinggi.
"Saya mendorong agar polisi lalu lintas membuat sistem untuk mencegah banyak pertemuan antara petugas dengan masyarakat, sehingga potensi korupsi jadi lebih rendah, contohnya sim online," ujar Tito di Hotel Borobudur, Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Rabu (15/11/2017).
Menurut Tito, potensi korupsi dapat terjadi karena permintaan masyarakat yang difasilitasi oleh kepolisian. Jalur semacam itulah yang dipotong Tito dengan mengubah sistem manual menjadi online.
"Ditilang, bayarnya enggak ke petugas, tapi di bank. BPKB juga, buat SIM juga. Petugas tidak bisa pungli, masyarakat juga tidak bisa memberikan suap, dan kemudian calo juga tidak ada," tambah Tito.
Perubahan sistem dari manual ke online menurut Tito menjadi satu titik yang baik bagi peningkatan kepolisian Asean. Langkah ini merupakan modernisasi di era global yang telah serba digital.
Saat ini, Indonesia menjadi tuan rumah ATPF yang diadakan di Jakarta dan Bali, 14-18 November 2017.
Forum yang diadakan tiap tahun ini, diikuti 10 negara Asia Tenggara. Acara ini dihelat sebagai wadah berbagi sistem dan metode guna meningkatkan kualitas polantas tingkat Asean. Harapannya, keamanan dan keselamatan negara-negara Asean meningkat seiring peningkatan kualitas sistem.