Jakarta, era.id - Sejak 2004, Indonesia masuk ke masa pemilihan umum langsung yang dipilih rakyat. Setiap orang memiliki kesempatan sama. Demokrasi dan pemilihan langsung jadi suatu kesatuan yang tidak terpisahkan.
Secara teori, setiap orang punya hak berkecimpung di dunia politik praktis. Namun, sejak pemilihan langsung di Indonesia, ternyata elite partai politik pemenang pemilu mengidap paham gerontokrasi, yaitu dipimpin politikus berusia 60 tahun ke atas.
Sebut saja Partai Golkar, pemenang Pemilu 2004 dan mengantar Jusuf Kalla jadi Wapres. Belakangan Jusuf Kalla berhasil memegang kendali partai ini di usia 62 tahun. Lalu pada 2009, Partai Demokrat berjaya dan mengantongi suara mayoritas. Saat itu (Alm) Hadi Utomo menjabat ketua umum dan sudah berusia 64 tahun. Lima tahun berselang, giliran PDI Perjuangan yang berkuasa dengan Megawati Soekarnoputri selaku ketua umumnya. Mega berusia 67 tahun saat itu.
Di masa itu, nama politisi muda memang jarang terdengar. Namun, ‘ditahan’ seperti apapun, toh zaman memiliki waktunya sendiri. Kini, ada beberapa tokoh muda di tingkat lokal maupun nasional yang berhasil menembus dominasi politisi tua di ranah legislatif maupun eksekutif.
Sebelumnya, mari kita melirik dulu data Badan Pusat Statistik (BPS). Jumlah pemilih muda pada Pemilu 2014 mencapai 15-20 persen dari jumlah total daftar pemilih tetap sebesar 190.307.134 orang.
Sesuai data Bappenas 2015, pada rentang 2020-2030, rasio ketergantungan total populasi Indonesia diprediksi menjadi plus 65 persen hingga 70 persen usia produktif (15-65 tahun), dan 28 persen hingga 30 persen usia non produktif (1-14 tahun dan di atas 65 tahun). Dari data tersebut, jumlah milenial, atau penduduk Indonesia berusia 15-35 tahun pada 2020-2030 diprediksi mencapai 132 juta jiwa.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin, mengatakan bonus demografi memberi kesempatan kepada kaum muda untuk tampil di panggung politik. Menurut dia, sudah saatnya anak-anak muda tampil di panggung politik, bekerja keras meraih suara pemilih untuk mengimbangi dominasi politisi yang lebih senior.
"Politik jaman now memang harus diisi anak-anak muda. Tapi anak-anak muda yang berprestasi," ujarnya.
Berdasarkan data yang dihimpun tim riset era.id, saat ini banyak nama politisi muda. Tengok saja pada periode 2014-2019, beberapa politikus muda berhasil terpilih menjadi anggota DPR dari daerah pemilihan berbeda.
Anggota DPR termuda kala itu adalah Ade Rezki Pratama, yang masih berusia 24 tahun. Dia anggota Fraksi Partai Gerindra dari Dapil Sumatera Barat II. Selain Ade, rekan separtainya, Moreno Soeprapto, juga berhasil jadi anggota parlemen di Senayan dan mewakili dapil Malang Raya saat masih berusia 31 tahun. Ada juga Delia Pratiwi Sitepu yang kala itu berusia 24 tahun. Delia menjadi anggota Fraksi Partai Golkar di DPR dari dapil Sumatera Utara III. Selain mereka bertiga, masih ada beberapa nama politisi yang menjadi anggota DPR di usia muda.
Sedangkan, di ranah eksekutif, ada sejumlah nama yang berhasil menyabet posisi kepala daerah di tingkat kabupaten/kota, di antaranya adalah:
1. Muhammad Ridho Ficardo menjabat Gubernur Lampung pada usia 33 tahun. Ridho terhitung sebagai salah satu gubernur paling muda di Indonesia, didukung koalisi Partai Demokrat dan PKS serta sejumlah parpol non-parlemen.
2. Mirna Annisa yang dilantik menjadi Bupati Kendal pada usia 34 tahun. Mirna adalah seorang dokter yang maju pada perhelatan pilkada dan didukung koalisi Partai Gerindra, Partai Hanura, PAN, dan PKS.
3. Muhammad Syahrial ditetapkan menjadi Wali Kota Tanjungbalai saat berusia 27 tahun. Perhitungan politik Syahrial mengejutkan karena memilih mundur sebagai Ketua DPRD Tanjungbalai dan maju sebagai calon wali kota Tanjungbalai dari jalur perseorangan yang akhirnya ia menangi.
4. Sutan Riska Tuanku Kerajaan yang terpilih menjadi Bupati Dharmasraya saat berusia 26 tahun. Sutan memenangi posisi tersebut dengan mengalahkan petahana di 10 dari 11 kecamatan yang ada. Sutan didukung PDIP, Partai Hanura, dan PKB.
5. Mochamad Nur Arifin terpilih menjadi Wakil Bupati Trenggalek saat berusia 25 tahun. Gus Ipin, panggilan akrab Nur Arifin, saat ini memegang rekor sebagai wakil bupati termuda di Indonesia.
Jadi, masih meragukan anak muda dalam berpolitik?