Kepala RS Polri, Brigjen Didi Agus Muntadi menyebut jenazah korban ledakan pabrik petasan di Kosambi, Tangerang, lebih sulit diidentifikasi dibanding korban terbakarnya KM Zahro awal 2017 lalu. Kondisi jenazah sangat memprihatinkan.
"Kurang lebih untuk pemeriksaan DNA ini kan tak bergantung pada DNA korban saja tapi juga DNA pembanding. Jadi makin cepat DNA keluarga kita dapatkan makin cepat prosesnya, namun demikian tetap membutuhkan waktu kurang lebih 3 minggu," jelas Didi.
Didi berharap keluarga yang merasa kehilangan sanak saudaranya datang ke Posko Antemortem RS Polri. Keluarga bisa menyerahkan foto dan data-data korban, pengecekan DNA, hingga foto gigi. Nyatanya, sebagian besar keluarga korban hanya membawa Kartu Keluarga (KK) tanpa membawa data-data yang diperlukan.
Padahal, struktur gigi berperan besar dalam proses identifikasi jenazah yang rusak atau tidak utuh. Dokter Gigi Forensik, Adisty Setyari Putri mengatakan, masyarakat Indonesia memang belum terbiasa untuk melakukan pemeriksaan gigi.
“Kalau di negara maju, sudah terbiasa asuransi kesehatan, termasuk gigi. Biasanya dari tempat kerjanya,” tutur Adisty melalui sambungan telepon.
Adisty melanjutkan, gigi memiliki peranan besar dalam identifikasi jenazah karena merupakan organ tubuh yang paling kuat terhadap suhu. Perempuan yang pernah menjadi tim DVI Sukhoi Superjet 100 dan Airasia tersebut menyatakan, proses identifikasi jenazah melalui gigi dapat dilihat berdasarkan jumlah, bentuk, ukuran, serta bekas perawatan gigi.
“Kalau dia pernah melakukan perawatan gigi seperti tambal, pasang gigi tiruan, itu bisa teridentifikasi dari antemortem dan postmortem-nya,” jelas Adisty.
Meski demikian, jenazah masih bisa dikenali melalui identifikasi DNA yang dicocokkan dengan keluarga korban, dengan syarat masih terdapat organ tubuh yang tersisa, seperti tulang atau organ tubuh lainnya.