Globalisasi dianggap sebagai pemicunya dengan segala nilai luar yang memenuhi kebudayaan kita saat ini. Diam akan keadaan ini tentu bukanlah pilihan, tapi perkembangan zaman juga tidak harus dianggap buruk. Sebagian memilih untuk mempertahankan identitas budayanya, sebagian lagi memilih untuk berjalan beriringan dengan budaya luar.
Secara bahasa, budaya berasal dari kata buddhayah (bahasa Sansekerta). Merupakan sebuah kata jamak dari kata dasar buddi, yaitu budi dan akal. Dimaknai sebagai semua yang berkaitan dengan akal dan budi manusia. Umumnya, budaya dimaknai sebagai cara hidup yang mengatur agar setiap manusia paham dan mengerti bagaimana harus bertindak, berbuat, berlaku, serta menentukan sikap terhadap orang lain. Hal ini berkaitan dengan cara bahasa, adat istiadat serta kebiasaan yang terjadi di lingkungan sekitar budaya tersebut.
Antropolog asal Inggris, Sir Edward Burnett Tylor dalam bukunya Primitive Culture (1871) mengungkapkan, kebudayaan adalah keseluruhan yang kompleks dan rumit, di mana di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, hukum, moral, adat-istiadat, maupun kemampuan lainnya, serta kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh dari manusia dalam kehidupan dan posisinya sebagai anggota masyarakat.
Budaya juga sering didefinisikan sebagai perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri. Hal ini membuat citra budaya memiliki sifat memaksa, namun sifat ini justru digunakan sebagai pedoman mengenai perilaku antar manusia untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan kehidupan. Oleh sebab itu, budaya melahirkan sebuah kerangka koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya memprediksi perilaku orang lain.
Makna tentang budaya dan kebudayaan tidak pernah lepas dari unsur-unsur kebudayaan secara universal. Guru besar antropologi Universitas Indonesia Koentjaraningrat membagi unsur kebudayaan universal ini menjadi tujuh bagian. Yakni:
1. Bahasa
2. Sistem pengetahuan
3. Sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial
4. Sistem peralatan hidup dan teknologi
5. Sistem mata pencaharian hidup
6. Sistem religi
7. Kesenian
Di artikel berikutnya, era.id akan membahas tentang wujud kebudayaan dilihat dari kacamata seorang Koentjaraningrat.
Ilustrasi (Wildan/era.id)