Politik Kuliner Ala PDI Perjuangan

| 11 Apr 2018 08:59
Politik Kuliner Ala PDI Perjuangan
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto saat menemui Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, di Jakarta, Selasa (10/4/2018). (Istimewa)
Jakarta, era.id - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto bertandang ke Kantor Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Jalan Raden Saleh I, Senen, Jakarta Pusat, Selasa (10/4/2018) siang.

Ada yang menarik dari kunjungan Hasto dan rombongan saat menemui Muhaimin Iskandar alias Cak Imin itu. Mewakili PDIP, Hasto membawakan soto solo sebagai hidangan makan siang bersama.

Selain sebagai wujud rasa cinta terhadap kuliner Nusantara, menurut Hasto, dia membawakan soto solo dengan maksud menguatkan hubungan kesejarahan politik nasionalis Islam antara PDIP dan PKB.

“Melalui makanan, tercermin pencapaian kebudayaan suatu bangsa. Atas hal tersebut, sebagai upaya menggelorakan rasa cinta terhadap makanan Nusantara, dan sekaligus memperkuat emotional bonding antara kedua partai yang disatukan oleh komitmen sebagai partai pengusung Pak Jokowi, maka sengaja PDIP membawa soto segar solo,” kata Hasto.

Hasto menambahkan, upaya partainya membawakan makanan khas dari tempat Jokowi berasal, bukan hanya sebagai upaya diplomasi kuliner, tetapi menjadi simbol bahwa melalui makan bersama, berbagai persoalan bangsa dapat dibahas dengan lebih santai, dan perspektifnya menjadi lebih luas.

“Suasana yang santai dan keakraban sambil menikmati soto segar benar-benar membawa suasana kekeluargaan,” ujar Hasto.

Baca Juga : Cak Imin Berjiwa PDIP

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto saat menemui Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, di Jakarta, Selasa (10/4/2018). (Istimewa)

Bukan kali ini saja PDIP melakukan politik kuliner. Pada Agustus 2017, Hasto yang mewakili PDIP berkunjung ke kediaman Wakil Presiden ke-9 RI Hamzah Haz, membawakan gudeg titipan Megawati untuk Hamzah.

Ketika mengunjungi putri Presiden ketiga Republik Indonesia Abdurahman Wahid, Yenny Wahid, di Kantor The Wahid Institute pada Februari 2018, Hasto juga membawa soto ayam kampung dan nasi bakar.

Menurut pengamat politik dari Universitas Al Azhar, Ujang Komarudin, politik kuliner ini bukan merupakan hal baru untuk PDIP. Menurut dia, sejak dulu elite PDIP kerap melakukan politik kuliner.

"Itu kan kreativitas yang dilakukan oleh elite PDIP. Merupakan langkah yang baik untuk mencairkan suasana politik yang makin hari makin memanas," kata Ujang saat dihubungi era.id, Rabu (11/4/2018).

Baca Juga : PDIP-PKB Tegaskan Politik Nasionalis Islam

Ujang menambahkan, budaya membawakan makanan saat bertamu merupakan budaya asli Indonesia yang harus tetap dilestarikan, termasuk dalam politik.

"Biasanya jika ngobrol politik dengan dihidangkan makanan yg enak suasana menjadi santai dan cair," kata Direktur Indonesian Political Review itu. 

Selain membawa soto solo, dalam kunjungannya ke markas PKB, Hasto dan rombongan membawakan pesan khusus dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk Cak Imin. Hasto menyebut, Megawati berpesan kepada Cak Imin supaya PKB bisa bergandengan tangan dengan PDIP memenangkan pasangan Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus pada Pilkada Sumatera Utara 2018.

“PDI Perjuangan berharap kedua partai bisa bersama-sama di kedua wilayah tersebut," kata Hasto.

Terkait calon wakil presiden yang akan mendampingi Jokowi, Hasto menyatakan semuanya akan dibahas bersama antara Jokowi dan Jusuf Kalla, serta koalisi partai pendukung.