Oksigen Langka, Luhut Segera Buka Keran Impor

| 05 Jul 2021 12:29
Oksigen Langka, Luhut Segera Buka Keran Impor
Ilustrasi (Pixabay)

ERA.id - Pemerintah mengakui terjadi kekurangan oksigen untuk pasien COVID-19 di sejumlah tempat.

Koordinator pelaksana Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, proses impor oksigen medis saat ini masih berjalan.

"Terkait oksigen memang ada yang kurang di beberapa tempat, tapi segera kita kasih dan kita impor (oksigen). Sekarang sedang on going," ujar Luhut dalam kongerensi pers melalui kanal YouTube Kemenkes RI, Senin (5/7/2021).

Selain berencana mengimpor, Luhut juga mendorong produsen lokal untuk mengalokasi oksigen yang awalnya digunakan untuk kebutuhan industri menjadi untuk kebutuhan medis. Luhut mengatakan, hingga saat ini sudah ada 5 produsen yang diminta mengalokasikan 100 persen untuk kebutuhan oksigen medis.

"Dari 5 produsen oksigen yang kita minta 100 persen dikasihkan kepada masalah kesehatan," kata Luhut.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menambahkan, nantinya setiap provinsi akan dibentuk satugan tugas (Satgas) oksigen untuk mengatasi masalah kelangkaan oksigen untuk pasien COVID-19 di sejumlah rumah sakit. Diharapkan, dengan adanya Satgas tersebut bisa membantu pemerintah untuk mendistribusikan oksigen medis secara merata.

"kita sudah membuat satgas oksigen di masing-masing provinsi. Kita akan menggerakan agar masing-masing satgas ini bisa menyesuaikan suplai yang ada dengan demands di masing-masing RS dan juga transport logistiknya ke masing2 RS dari produsen yanga ada," kata Budi.

Selain itu, pemerintah melalui Kementerian Perindustrian juga sudah diminta untuk mengkonversi produksi oksigen dari yang awalnya dibuat untuk kebutuhan industri menjadi kebutuhan medis. Selain itu, pemerintah juga membuka peluang untuk mengimpor oksigen.

"Pak Menko ( Menko Marves Luhur Binsar Pandjaitan) juga sudah memberikan arahan, kalau ternyata terjadi kekurangan, Kemenprin diminta untuk mengkonversikan oksigen yang tadinya dialokasikan dari industri menjadi ke RS dan juga kalau perlu mengimpor oksigen," pungkasnya.

Rekomendasi