Kolaborasi Pemimpin DKI Zaman Now dengan Zaman Old

| 22 Nov 2017 06:00
Kolaborasi Pemimpin DKI Zaman <i>Now</i> dengan Zaman <i>Old</i>
Sutiyoso sambangi Balai Kota DKI, Selasa (21/11/2017). (wilson/era.id)
Jakarta, era.id - Sutiyoso menghadiri undangan makan siang bersama Anies Baswedan dan Sandiaga Uno. Perbincangan hangat pemimpin Jakarta zaman old dan pemimpin Jakarta zaman now itu berlangsung harmonis di meja makan Balai Kota.

Sutiyoso yang akrab disapa  Bang Yos itu berbagi pengalaman saat membenahi Jakarta dekade 1997-2007. Momen silahturahmi itu, tepat sepuluh tahun Bang Yos meninggalkan kursi Gubernur DKI, Selasa (21/11/2017).

Di zamannya, Bang Yos juga melakukan hal yang sama. Dia kerap mengundang pemimpin DKI lawas untuk bertukar pikiran. Salah satunya Bang Ali Sadikin (1966-1977). 

“Jadi saya sering konsultasi sama beliau. Saya sering tanya kenapa dulu dibangun seperti ini misalnya, waktu saya mau menutup (lokalisasi) Kramat Tunggak. Padahal itu kan yang membangun lokalisasi Ali Sadikin,” kata Bang Yos.

Saat itu, Bang Yos mendatangi Bang Ali. Ia bertanya soal sejarah lokalisasi prostitusi Kramat Tunggak yang selama 30 tahun merebak di kawasan utara Jakarta. Seraya meminta izin, Bang Ali yang mengetahui betul ranah itu memberikan solusi terbaik. 

“Kini kondisi di sana sudah berubah total, di mana lingkungan di sana perlu kita selamatkan. Ada dampak negatif dari lokalisasi, dan beliau mengerti,” tutur Bang Yos.

Menutup kawasan prostitusi seluas 11 hektare itu perlu waktu 1 tahun. Kata Bang Yos, waktu yang cukup panjang itu hanya untuk sosialisasi mental dan sosialisasi non mental. Secara mental, Bang Yos terus memberi siraman rohani ke penghuni Kramat Tunggak agar tidak menimbulkan gejolak. Sementara, secara non mental, Bang Yos memberikan kursus keahlian sesuai kehendak mereka seperti katering, salon, dan menjahit. Bekal keahlian itu diberikan, agar mereka beralih profesi.

Semua latihan kerja itu dibiayai pemerintah DKI.  Sebab, Bang Yos meyakini, pekerjaan kotor penghuni Kramat Tunggak itu karena keterpaksaan. Mereka punya tanggung jawab keluarga dan menyekolahkan anak, tapi tidak bisa kerja di tempat lain.

“Nah, saya amat yakin, zaman sekarang amat lebih bisa, karena anggarannya juga lebih besar daripada zaman saya," kata Bang Yos.

Pertemuan dengan Bang Ali mengingatkan Bang Yos untuk selalu membuka diri kepada pemimpin baru Jakarta. Termasuk terhadap pasangan  Anies-Sandi, kapanpun dan di manapun Bang Yos mengaku siap.

Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) yang kini berusia 72 tahun itu mengaku masih segar bugar.

Berbeda dengan seniornya Soerjadi Soedirdja (1992-1997), kata Bang Yos, kesehatan sudah tidak memungkinkan. Sementara gubernur bawahannya, Bang Foke (Fauzi Wibowo, 2007-2012), berada di luar negeri terus. Apalagi Jokowi (Joko Widodo, 2012-2014), yang sudah menjabat presiden, Bang Yos bilang sudah tak mungkin punya waktu untuk memikirkan Jakarta. Terlebih Ahok (Basuki Tjahaja Purnama, 2014-2017), semua sudah pada tahu berada di mana.

“Saya lah jadi sasaran tembak mereka. Saya pun membuka diri untuk gubernur pasangan Anies-Sandi kapan saja. Saya tentu akan datang kalau diperlukan, karena mantan gubernur itu yang bisa jalan-jalan (cuma) saya,” ujar purnawirawan TNI berpangkat Letnan Jenderal itu.

Sandi menanggapi penuturan Bang Yos. Ia menyebut Bang Yos “Bapak TransJakarta”. Sebab, mulai kepemimpinan Bang Yos, armada moda transportasi yang kini menjadi idola masyarakat Jakarta itu tercetus. Kebijakan-kebijakannya menurut Sandi masih menjadi legacy hingga sekarang.

Kata Sandi, Bang Yos itu kreator dan inisiator TransJakarta yang terus menyesuaikan zaman. Selama sepuluh tahun membenahi ibu kota, Bang Yos membangun 10 koridor bus TransJakarta dari 15 koridor perencanaan.

Saat ini, kata Sandi, tinggal 2 koridor lagi yang dititipkan kepada pemimpin DKI zaman now

“Banyak sekali impian-impian beliau yang share (bisa berbagi) tentunya. Ini sebagai salah satu sarana kami, dan hari ini secara resmi Bang Yos masuk dalam forum gubernur, sebagai tim penasihat  resmi dari Anies-Sandi,” katanya. 

Sandi berjanji akan sering mengundang Bang Yos untuk meminta masukan dan berbagi pengalaman. Seperti menutup lokalisasi Kramat Tunggak dan merubahnya menjadi Jakarta Islamic Center, kata Sandi, konsep itu bak mengubah tempat haram jadah menjadi sajadah.

“Jadi bukan hanya Anies-Sandi yang memiliki pandangan serupa, namun Bang Yos dan pemimpin sebelumnya juga sudah punya pemandangan seperti sekarang. Gubernur, Wagub zaman now mesti banyak belajar dari zaman old,” beber Sandi.

Sandi berharap forum silahturahmi bersama Bang Yos terus terjalin. Termasuk pendampingan Sekretaris Daerah; Saefullah dan Kepala Bappeda; Tuty Kusumawati, forum silahturahmi akan menjadi pertemuan penting. 

“Terima kasih Bang Yos, untuk itu  kami harapkan silahturahmi membawa kebaikan untuk Jakarta,” ujar Sandi menutup pembicaraan.

Tags :
Rekomendasi