ERA.id - Di tengah lonjakan kasus positif COVID-19 dan munculnya berbagai macam varian baru virus Corona, banyak beredar kabar suntikan vaksin COVID-19 dosis ketiga diperlukan sebagai penguat atau booster. Apakah boleh jika kita menyuntikan dosis ketiga vaksin COVID-19?
Juru bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengatakan, untuk saat ini dua dosis suntikan vaksin COVID-19 sudah cukup membentuk kekebalan. Sehingga, tidak disarankan kepada masyarakat untuk menambah dengan dosis ketiga tanpa adanya pengasan dari tenaga kesehatan
"Untuk saat ini secara umum dua kali dosis vaksin sudah cukup bagi masyarakat umum untuk membentuk kekebalan individu, sehingga masyarakat diimbau untuk tidak melakukan mixing vaksin atau penambahan dosis booster sendiri dan bahkan tanpa pengawasan kesehatan," ujar Wiku dalam keterangan pers yang dikutip pada Rabu (14/7/2021).
Wiku mengakui, sejumlah penelitian dan studi ilmiah memang ada yang menyarankan berupa suntikan ketiga vaksin COVID-19 sebagai booster untuk meningkatkan efektivitas vaksin. Terlebih, sejumlah varian baru seperti Alpha, Gamma, dan Delta disebut dapat menurunkan efektivitas vaksin.
Namun, dia menekankan bahwa setiap orang memiliki tingkatan kekebalan yang berbeda-beda setelah pemberian vaksin. Lagi pula, booster atau suntikan ketiga dan juga mixing vaksin masih dalam tahap penelitian.
"Perlu ditekankan bahwa berdasarkan jumlah dan jangka waktu bertahannya kekebalan pada setiap manusia dapat berbeda-beda tergantung kondisi tubuh masing-masing yang mekanisme tepatnya masih diteliti hingga saat ini," kata Wiku.
Saat ini pemerintah Indonesia memang akan melakukan suntikan dosis ketiga sebagai booster kepada para tenaga kesehatan. Dosis ketiga ini menggunakan vaksin COVID-19 merek AstaZeneca, sebelumnya para tenaga kesehatan sebagian besar sudah mendapatkan vaksin lengkap menggunakan merek Sinovac.
Menurutnya, penambahan dosis vaksin ini diharapkan dapat memberi proteksi lebih ke para tenaga kesehatan. Langkah tersebut telah dilakukan di sejumlah negara, salah satunya Thailand, yang sudah menyuntikan vaksin AstraZeneca kepada tenaga kesehatan yang sebelumnya telah mendapat dua dosis vaksin Sinovac.
"Tentunya praktik ini dilakukan setelah studi klinis yang dilakukan terlebih dahulu," kata Wiku.
Meskipun demikian, Wiku mengatakan, program vaksinasi tak akan sempurna apabila tidak diikuti dengan intervensi lain, seperti pengendalian mobilitas dan aktivitas masyarakat, serta kepatuhan dalam menerapkan protokol kesehatan.
"Oleh karena itu mohon kepada masyarakat untuk sungguh-sungguh dalam menjalankan serta mematuhi peraturan yang berlaku selama masa krisis ini dengan penuh tanggung jawab. Ini demi diri kita, keluarga kita, bangsa kita, bahkan dunia," pungkasnya.