Menurut Wisnu, ditetapkannya Setya Novanto sebagai tersangka kasus korupsi e-KTP memengaruhi elektabilitas partai Golkar. Sebagai partai pendukung pemerintahan, dampaknya juga akan terasa sampai Pemilihan Presiden yang akan berlangsung pada 2019.
"Sosok ketua umum nantinya harus menjiwai dan mencintai partai, tapi tidak hidup dari partai. Ini untuk menghindari money politic. Semua bisa tumbang karena money politic," ujar Wisnu di Kantor PPK Kosgoro, Jakarta, Rabu (22/11/2017).
Wisnu juga menilai, sosok pemimpin harus mengayomi dan bisa mewakilkan kader-kadernya. Isu terkait Golkar sekarang adalah partai yang offensive terhadap pemberantasan korupsi. Kalau melekatkan Golkar pada isu korupsi, maka imbasnya adalah ke Pak Jokowi pada 2019 nanti.
Belajar dari pengalaman, Wisnu ingin pengganti Novanto nantinya merupakan sosok yang bersih dari masalah hukum.
"Ke depannya kita harus cari pemimpin yang tidak punya masalah hukum terutama korupsi," tutupnya.