Jokowi Minta DPR Segera Selesaikan RUU Anti-terorisme

| 14 May 2018 10:34
Jokowi Minta DPR Segera Selesaikan RUU Anti-terorisme
Presiden Joko Widodo meninjau lokasi ledakan di Surabaya. (Istimewa)
Jakarta, era.id - Presiden Joko Widodo mendesak DPR RI dan kementerian terkait segera menyelesaikan Rancangan Undang-Undang Anti-terorisme yang diajukan pemerintah sejak Februari 2016. Menurut Jokowi, RUU Anti-terorisme harus segera diselesaikan untuk menguatkan penanganan terhadap aksi terorisme.

"Sudah dua tahun untuk segera diselesaikan secepatnya dalam masa sidang berikutnya, 18 Mei," kata Jokowi, di Jakarta, Senin (14/5/2018). 

"Ini merupakan hukum penting bagi aparat, Polri, untuk bisa menindak tegas," sambung Jokowi.

Pembahasan RUU Anti-terorisme masih menuai pro dan kontra, khususnya terkait pelibatan TNI dalam penanganan terorisme, masa penangkapan, dan definisi terorisme.

Baca Juga : Polemik RUU Anti-terorisme

Secara terpisah, Kapolri Jenderal Tito Karnavian meminta DPR tak menunda pembahasan RUU Anti-terorisme agar Polri bisa memiliki payung hukum lebih kuat untuk menanggulangi terorisme. Terkait aksi teror yang terjadi di Jawa Timur, Jokowi mengecam kejahatan kemanusiaan tersebut dan meminta semua pihak meningkatkan kewaspadaan.

"Kita harapkan UU Anti-terorisme segera direvisi, jangan terlalu lama, sudah satu tahun lebih ini tak segera diperbaiki," ujar Tito, usai meninjau lokasi ledakan bom di Surabaya, Jawa Timu Minggu (13/4/2018).

Baca Juga : Bom Meledak di Markas Polres Surabaya

Tito menyampaikan Polri kesulitan menindak terduga pelaku yang merencanakan aksi teror karena UU yang berlaku sekarang mengatur penindakan baru dapat dilakukan setelah aksi teror terjadi.

"Kita tahu sel-sel mereka, tapi kita tak bisa menindak kalau mereka tidak melakukan aksi," ungkap Tito.

Rentetan bom bunuh diri terjadi di Jawa Timur. Pada Minggu (13/5) pagi, terjadi ledakan bom di tiga gereja di Surabaya, dengan korban meninggal dunia hingga Senin pagi mencapai 17 orang. Kemudian pada Senin malam, kembali terjadi bom bunuh diri di Rusun Woonocolo, Jalan Husein Idris, Wonocolo, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.

Baca Juga : Teror Bom di Jawa Timur

Pelaku bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya adalah satu keluarga, Dita Oepriarto dan Puji Kuswati yang merupakan pasangan suami istri dan melibatkan empat anaknya. Dua anak perempuan mereka, FR dan FS, masing-masing diketahui masih berusia delapan dan 12 tahun, sedangkan dua anak lelaki mereka, YF dan FH diketahui berusia 17 dan 15 tahun. Menurut Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Dita adalah pimpinan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) di Jawa Timur.

Presiden Joko Widodo meninjau lokasi ledakan dan menjenguk korban pada Minggu sore. Dia mengecam aksi teror tersebut dan menyebutnya sebagai kejahatan kemanusiaan yang tidak berkaitan dengan agama apapun. Jokowi kemudian meminta Polri mengungkap dan semua yang terlibat dalam teror tersebut hingga ke akar-akarnya.

Rekomendasi