40 Hari Mendebarkan Perpolitikan Indonesia
Saat ini partai politik masih menunggu pendaftaran capres-cawapres pada 4-10 Agustus 2018. Detik-detik terakhir itulah, kata Hinca, yang mendebarkan bagi partai-partai politik.
"Kalau tanggal 4-10 Agustus itu menurut saya soal hidup dan mati. Kalau orang sepak bola, itu tiketnya," kata Hinca di Kantor DPP Demokrat, Menteng, Jakarta Selatan, Rabu (27/6/2018).
Cairnya perpolitikan Indonesia, menurut Hinca, termasuk soal dukungan partai politik terhadap calon presiden. Meski PDI Perjuangan telah mengusung Joko Widodo dan Partai Gerindra kembali mengusung Prabowo Subianto sebagai capres, namun, menurut Hinca, sebelum nama-nama tersebut terdaftar di Komisi Pemilihan Umum (KPU), semua kemungkinan masih bisa terjadi.
"Presidential threshold 20 persen ini menyandera kita semua, menyandera partai politik, para calon. Sehingga orang boleh bilang sudah ada calon presiden, tapi sampai hari ini belum ada janur kuning," ujar Hinca.
Di samping itu, Hinca menuturkan, dari dua nama yang sudah deklarasi akan maju di Pilpres 2019, dukungan partai politik lebih condong ke Jokowi dibanding Prabowo. Hal ini dilihat dari banyaknya parpol yang ingin kadernya mendampingi Jokowi dibanding Prabowo.
Baca Juga: Quick Count LSI Denny JA: Emil Pimpin Perolehan Suara
Oleh karenanya, lanjut Hinca, lebih sulit untuk mencari cawapres bagi Jokowi.
"Lebih sulit mencari siapa pasangan cawapres Pak Jokowi. Koalisi ini akan menjadi sangat cair sekali karena satu, siapa cawapresnya," kata Hinca.
"Kedua, hari ini partai-partai akan berpikir, punya presiden dan wakil presiden atau gagal di parlemen, hal yang lain, karena 4 % parliamentery threshold, tidak mudah," sambungnya.