Abu Bakar Ba'asyir Akui Pancasila, Putra Bungsunya: Sejak di Penjara pun Sudah Seperti Itu
ERA.id - Pemuka agama Islam yang sebelumnya menjadi terpidana kasus terorisme Abu Bakar Ba'asyir (ABB) baru saja viral dalam sebuah video yang menyatakan dirinya mengakui Pancasila sebagai landasan negara.
Dalam video ini dia sedang berbicara dengan menggunakan mikrofon dalam sebuah majelis pertemuan. Ia memakai peci hitam dan berbaju koko warna abu. Dalam video ini ia mengatakan beberapa kalimat terkait Pancasila.
"Indonesia berdasar Pancasila itu, mengapa disetujui ulama? Karena dasarnya tauhid. Ketuhanan yang Maha Esa. Inipun pengertian saya terakhir. Dulunya saya (berpikir) 'Pancasila itu syirik'. Saya begitu dulu. Tetapi setelah saya pelajari selanjutnya, ndak mungkin ulama menyetujui dasar negara syirik. Itu ndak mungkin. Karena ulama itu mesti niatnya ikhas. Saya kira cukup sekian saja, mudah-mudahan pertemuan kita ini ada manfaatnya," katanya dalam video tersebut.
Ba'asyir yang merupakan pemimpin Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) dan pendiri Pondok Pesantren Islam Al Mu'min, Ngruki ini erat dikaitkan dengan Jemaah Islamiyah (JI), yang dituding beraliansi dengan Al-Qaeda.
Terkait video ini, putra bungsu Ba’asyir, Abdul Rochim membenarkan adanya video tersebut. Ia mengatakan bahwa kejadian dalam video ini berlangsung sudah lama.
"Sekitar empat atau lima bulan lalu. Beberapa bulan lalu dalam sebuah majelis. Ngobrol dengan orang yang ada di majelis itu," katanya.
Dalam kesempatan itu Ba’asyir diminta hadir dan menyampaikan pendapatnya saja.
"Jadi bukan menjadi pengisi resminya," kata Ba’asyir.
Lebih lanjut, pria yang akrab disapa Iim ini mengatakan bahwa kejadiannya di Solo, lebih tepatnya di dalam pondok pesantren Al Mu’min Ngruki. "Saya lupa acaranya apa, tapi itu acara ngobrol bersama," katanya.
Terkait apa yang disampaikan Ba’asyir tentang pandangannya mengenai Pancasila, Iim mengatakan bahwa ayahnya sudah lama bersikap seperti itu. "Sejak di penjara pun sudah seperti itu," katanya.
Lebih lanjut Iim menyampaikan bahwa saat ini ayahnya lebih banyak di rumah. Dikarenakan usia, Ba’asyir sudah jarang untuk mengisi pengajian. Namun terkadang ada beberapa santrinya yang kangen dan meminta dirinya untuk bercerita saat menghadiri sebuah majelis.
"Paling cerita saat di penjara, lebih pada ngobrol dan sharing bersama jamaah masjid saja," katanya.