Tiga Faktor Penyebab Rindu Menang di Jabar
Direktur Popiluli Center Usep S Anyar mengungkapkan, kemenangan Ridwan Kamil (Emil) dan Ruzhanul Ulum (Uu) di Pilkada Jawa Barat disebabkan beberapa faktor.
"Ada tiga hal. Jadi kalau melihat faktornya, pertama karena ketokohannya. Kedua, mesin pengusung. Ketiga, trend pemilih. Tiga ini yang kemudian mempengaruhi pasangan itu bisa memenangkan kompetisi di Pilkada. Misalnya dari konteks ketokohan saling melengkapi antara Ridwan dan Uu," kata Usep, di kantor Populi Center, Slipi, Jakarta Barat, Rabu (27/6/2018).
Hasil sejumlah survei beberapa lembaga menyebut Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi merupakan penantang kuat Ridwan-Uu. Namun, hasil nyatanya sekarang, Duo DM kalah dengan pasangan Sudrajat-Syaikhu (Asyik).
Menurut Usep, ini adalah hal yang mengejutkan. Apalagi, gerakan Asyik baru mulai gencar beberapa pekan belakangan ini, yaitu saat bulan Ramadan.
"Dalam konteks Jawa Barat sebenarnya yang mengejutkan hanya Asyik saja. Faktornya kalau saya melihat pergerakan Asyik itu agak lumayan naik itu terutama pasca lebaran atau tepatnya sejak puasa mereka sangat gencar melakukan kampanye-kampanye dan mereka momentumnya pas dengan puasa dan Lebaran Idulfitri mereka punya sarana yang luar biasa untuk melakukan penetrasi di beberapa wilayah," katanya.
Apalagi, kata Usep, beberapa kota yang dimenangi Asyik adalah basis kekuatan Uu. Contohnya adalah Pariyangan Timur, Tasikmalaya.
"Pariyangan Timur itu Asyik menang di Kota Tasik, tapi di Kabupaten Tasik masih menang Ridwan Kamil dan saya kira di kota-kota banyak mengambil suara menambah suara Asyik. Nah ini kemenangan atau naiknya suara asik ini menggerus suaranya Duo DM," kata dia.
Usep menambahkan, berhasilnya Asyik menempati posisi kedua dalam Pilkada Jawa Barat ini karena dipengaruhi oleh isu yang dimainkan oleh partai pendukungnya, yaitu PAN, PKS dan Gerindra.
"Ada isu-isu dan mesin partainya bekerja PKS. Lalu kemudian ada faktor satu lagi yang saya kira ini juga pengaruh terhadap naiknya suara Asyik itu karena menggunakan isu #2019gantipresiden itu lumayan efektif di beberapa kalangan di Jawa Barat," ucap Usep.
"Apalagi Jawa Barat itu kita tahu suara Prabowo di 2014 menang, dibanding Jokowi. Walaupun elektabilitasnya mulai saling salip antara Jokowi dan Prabowo. Tapi itu kan lahan yang subur untuk kampanye Gerindra dan PKS," sambungnya.
Usep menambahkan, Asyik yang menempati posisi kedua dari hitung cepat hasil Pilkada Jabar membuat PKS dan Gerindra semakin percaya diri untuk melangkah pada kontestasi nasional yakni pemilihan presiden (Pilpres) pada Pemilu 2019.
"Beberapa daerah PKS Gerindra secara umum banyak yang mengejutkan. Seperti di NTB, di Jawa Tengah dan Jawa Barat. Mungkin Gerindra dan PKS ini menambah kepedean untuk nanti bertarung di nasionalnya dalam konteks presiden," ujarnya.
Populi juga melakukan hitung cepat atau quick count untuk Pilkada Jawa Barat. Hasilnya, pasangan calon yang unggul adalah Ridwan Kamil–Uu dengan peroleh 33.28 persen. Di posisi kedua ada pasangan calon Sudrajat-Ahmad Syaikhu dengan perolehan 28.75 persen, di posisi ketiga ada pasangan calon Deddy Mizwar–Dedi Mulyadi dengan perolehan 25.61 persen, dan di posisi keempat ada pasangan calon Tubagus Hasanuddin–Anton Charliyan dengan perolehan 12.36 persen.