Proyek Kereta Api Sulsel Berpolemik, Anggota DPR: Jangan Harap Elevated, Ujungnya Mangkrak
ERA.id - Anggota Komisi V DPR RI Hamka B Kady meminta Balai Kereta Api, Pemerintah Provinsi Sulsel, dan Pemkot Makassar duduk bersama dan menyetop polemik proyek kereta api di Sulawesi Selatan.
"Pak Wali (Danny Pomanto) tentu punya pertimbangan tersendiri. Kemudian dari pihak kementerian dalam hal ini Balai Kereta Api, juga tentu punya pertimbangan secara teknis dan biaya, sehingga kereta api yang melalui Kota Makassar konsepnya bukan di atas (elevated)," kata Hamka, Selasa (9/8/2022).
Anggota Badan Anggaran DPR RI ini menjelaskan, pembangunan rel kereta api yang elevated itu mahal. Selain itu, elevated bisa dilakukan kalau terpaksa, karena tidak ada jalurnya.
Ia mencontohkan, LRT Jakarta. Jalurnya tidak memungkinkan kalau tidak elevated, makanya dilakukan evelated. Begitu juga kereta cepat Jakarta-Bandung, yang sekarang bermasalah karena terjadi pembengkakan biaya yang tidak sedikit.
"Itulah contoh yang konkret. Jangan terlalu kita berprasangka. Mari duduk berpikir secara jernih, apakah yang dilalui rel kereta api di Maros-Makassar ini memang tidak ada jalannya untuk di bawah. Konsep elevated itu kalau dia memang ada di perkotaan yang padat penduduknya, dan tidak ada lahan yang bisa dijalani secara normal, itu baru elevated," ujarnya.
Sebagai Anggota Komisi V DPR RI yang membidangi infrastruktur, Hamka mengaku sudah mencermati laporan yang disampaikan Balai Kereta Api. Di lokasi tersebut, tidak ada pemukiman padat yang dilalui.
Meski demikian, politisi Golkar ini menghargai Danny. Tetapi dalam kondisi-kondisi seperti ini, semua pihak harus berpikir dengan baik.
"Jangan sampai kita berharap elevated, tapi malah mangkrak akibat tidak adanya biaya. Lagi-lagi saya katakan, bahwa membangun kereta api harus cermat karena ini persoalan uang dan investasi," tegasnya.
Ia berharap pembangunan rel kereta api Maros-Makassar menuju New Port ini, bisa diselesaikan dengan baik. "Mari sama-sama mencari solusi, prinsipnya kalau kita mau memutuskan sesuatu, harus memikirkan masyarakat, termasuk anggarannya," imbau Hamka.
Hamka menambahkan yang ingin dipercepat adalah bagaimana menghubungkan kereta api ke New Port, karena kereta api bukan hanya untuk angkut orang, tapi juga barang.
"Prinsip bisnisnya di sini adalah dua pelabuhan besar yang dihubungkan kereta api ini. Garongkong, Pabrik Semen Tonasa, jadi alur barang juga bisa maksimal," tuturnya.
Konsep kereta api yang dimulai di Sulsel ini, sambung Hamka, konsepnya adalah Kereta Api Trans Sulawesi. Diharapkan Makassar-Parepare bisa selesai.
Kemudian lanjut ke Mamuju, lalu ke Palu, Kendari, dan akhirnya tiba di Manado, sehingga terhubunglah Kereta Api Trans Sulawesi. "Itulah master plan kereta api ini, untuk jangka panjang. Jangan lagi berdebat soal elevated atau non elevated, yang terpenting difungsikan secara cepat," ujar dia.