Imbas Kasus Ferdy Sambo, Kepercayaan Publik Menurun ke Polri, Kapolri: Ini Pertaruhan Kita
ERA.id - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo ingin agar seluruh jajarannya bisa meraih kepercayaan publik. Hal ini disampaikan ke seluruh jajarannya mulai dari tingkat Mabes Polri hingga Polda se-Indonesia, Kamis (18/8/2022) kemarin.
"Ini terkait dengan masalah kepercayaan masyarakat terhadap institusi Polri dan ini menjadi pertaruhan kita bersama. Oleh karena itu, hal ini yang tentunya menjadi catatan penting dan saya minta untuk betul-betul bisa ditindaklanjuti," kata Sigit mengawali pengarahannya.
Sigit menjelaskan tingkat kepercayaan publik terhadap Polri terus meningkat dari waktu ke waktu. Namun, sambungnya, kepercayaan masyarakat ke Polri mulai menurun semenjak muncul insiden penembakan Brigadir Yoshua (Brigadir J) di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo.
Mantan Kabareskrim Polri ini menerangkan kepercayaan publik kepada Polri kembali meningkat setelah adanya komitmen untuk mengusut kasus Brigadir J secara tuntas.
Pengusutan itu dimulai dari pembentukan tim khusus, penonaktifan beberapa anggota dari jabatan sebelumnya, mengusut dugaan pelanggaran kode etik, hingga menetapkan tersangka pada kasus itu.
Dengan adanya fakta tersebut, Sigit memastikan Polri akan terus mengusut tuntas kasus penembakan Brigadir J tanpa ada yang ditutup-tutupi. Hal ini juga, sambungnya, sesuai instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Tentunya masih ada beberapa kegiatan yang saat ini sedang kita laksanakan terkait dengan kasus tersebut dan ini adalah pertaruhan Institusi Polri, pertaruhan muruah kita sehingga harapan kita angka 78 itu minimal sama atau naik karena sesuai dengan arahan Bapak Presiden, tidak akan ada yang ditutup-tutupi, semua kita buka sesuai fakta, ungkap kebenaran apa adanya, jadi itu yang menjadi pegangan kita," ujar Sigit.
Sigit memaparkan, tim khusus akan terus bekerja maksimal sehingga ke depannya akan bisa ditentukan pihak-pihak yang melanggar pidana, menghalangi penyidikan atau obstruction of justice dan mana yang melanggar kode etik dalam kasus ini.
"Harapannya adalah proses yang sudah dilakukan, segera kita sampaikan ke publik, kita libatkan juga kelompok eksternal, masyarakat juga ikut mengawasi, teman-teman di Komnas HAM, Kompolnas juga ikut mengawasi termasuk juga rekan mitra kerja kita yang ada di DPR juga ikut mengawasi dan ini semua menjadi pertaruhan kita. Oleh karena itu, ini yang harus kita jaga dan kita perjuangkan bersama ke depan," papar Sigit.
Dia pun mengingatkan seluruh personel Polri untuk menghindari potensi terjadinya pelanggaran-pelanggaran yang dapat mencoreng nama baik Korps Bhayangkara.
Sigit menuturkan, pelanggaran yang dilakukan akan sangat berdampak pada tingkat kepercayaan publik terhadap Polri. Oleh karenanya, dia ingin seluruh personel Polri harus mendengar dan menyerap aspirasi ataupun keluhan atas laporan-laporan yang disampaikan oleh masyarakat.