Pidato 'Ojo Kesusu' Jokowi Dianggap Cara Menjaga Perasaan Megawati

ERA.id - Pengamat politik dari Universitas Katolik Widya Mandira di Kupang, Marianus Kleden, mengatakan Presiden Jokowi berhati-hati mengomentari Pilpres 2024.

"Jokowi mengatakan ke relawan ojo kesusu atau jangan tergesa-gesa, ini menunjukkan Jokowi bertindak hati-hati karena menjaga perasaan Megawati," kata dia, ketika dihubungi di Kupang, Minggu.

Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan langkah Jokowi mengingatkan sukarelawan di kelompok Bravo 5 untuk tidak buru-buru mendukung calon presiden pada Pemilu 2024 dalam Rapimnas Sukarelawan Bravo 5, di Jakarta, Jumat (26/8) silam.

Bravo 5 merupakan organisasi massa yang dibina dan dikelola pada elite nasional serta banyak purnawirawan TNI, salah satunya Luhut Pandjaitan, dan dipimpin mantan Wakil Panglima TNI, Letnan Jenderal TNI (Purn) Fachrul Razi. Kelompok ini eksis pada masa kampanye 2014 dan 2019 untuk memenangkan pasangan Jokowi-Jusuf Kalla dan Jokowi-KH Ma'ruf Amin.

Kleden mengatakan, peringatan dari Jokowi itu menunjukkan dia menjaga perasaan Megawati yang mau mencalonkan Puan Maharani pada Pilpres 2024 yang tingkat elektabilitasnya masih rendah.

Jokowi pada dua pemilu sebelumnya juga diusung secara total oleh Megawati melalui PDI Perjuangan, karena sistem pemilu Indonesia belum memungkinkan seorang calon independen turut berlaga dalam kontestasi Pemilu.

Namun jika pada akhirnya Puan Maharani tidak diajukan jadi calon presiden, kata Kleden, maka pilihan PDIP kemungkinan besar jatuh pada Ganjar Pranowo sebagai kader PDI Perjuangan yang saat ini menjabat gubernur Jawa Tengah.

Sama dengan Jokowi, Ganjar juga bukan seorang pemimpin partai politik. "Ini bisa terjadi karena dari puncak pimpinan PDI Perjuangan juga menegaskan bahwa Megawati adalah nasionalis sejati yang tidak akan mengorbankan negara demi keluarga," katanya.

Ia mengatakan di tengah berbagai kemungkinan yang bisa terjadi, inilah yang membuat Jokowi mengingatkan para relawan pendukungnya yang mendukung Ganjar jadi calon presiden agar tidak tergesa-gesa.

Ia mengatakan peringatan ini bukan berarti mensinyalir Jokowi mendukung Puan Maharani sebagai calon presiden pada Pemilu 2024. "Peringatan ini artinya Jokowi menginginkan agar pernyataan dukungan dari relawan perlu menunggu momentum yang tepat," katanya.

Jokowi, kata dia tentu sangat memahami konstelasi politik saat ini dan tahu apa yang harus dilakukan, karena Jokowi adalah negarawan yang pandai mendayung di antara dua arus, yaitu kepentingan negara atau publik dan kepentingan keluarga atau pribadi.