Kini Tim SMA yang Juara Olimpiade Matematika

Jakarta, era.id - Indonesia sedang bergelimang prestasi di kancah internasional. Kabar baik kembali datang dari Cluj-Napoca, Rumania. Tim Olimpiade Matematika Sekolah Menengah Atas (SMA) Indonesia meraih satu medali emas dan lima perak dalam Olimpiade Matematika Internasional atau International Mathematical Olympiad (IMO) ke-59.

"Ini adalah prestasi tertinggi yang pernah kita raih. Terima kasih kepada tim yang telah berjuang untuk mengharumkan Bangsa Indonesia di ajang matematika tingkat dunia, yang merupakan salah satu even yang sangat prestisius dan bergengsi," kata Kepala Sub Direktorat Peserta Didik, Direktorat Pembinaan SMA, Suharlan, seperti kami kutip dari Antara, Senin (16/7/2018).

Hasil ini membawa Indonesia masuk peringkat 10 dunia dari 106 negara yang berkompetisi. Menurut data dari situs resmi IMO, sepanjang 30 tahun keikutsertaan, Indonesia telah berhasil mengumpulkan total 2 medali emas, 22 perak, 44 perunggu, dan 30 honorable mention. Di tahun 2018, Indonesia berada di peringkat 10 dari 106 negara yang berkompetisi.

Hasil ini melampaui pencapaian negara-negara kuat, seperti Australia (peringkat 11), Inggris (peringkat 12), Jepang (peringkat 13), Kanada (peringkat 16), dan Italia (peringkat 17) di ajang kompetisi matematika pelajar tingkat dunia yang diselenggarakan pada 4-14 Juli 2018 lalu.

Medali emas diraih oleh Gian Cordana Sanjaya (SMAK Petra 1 Surabaya) dengan total skor 31, sedangkan medali perak dipersembahkan Alfian Edgar Tjandra (SMA Kharisma Bangsa), Kinantan Arya Bagaspati (SMA Taruna Nusantara), Farras Mohammad Hibban Faddila (SMAK Kharisma Bangsa), Valentino Dante (SMAK 2 Petra Surabaya), dan Otto Alexander Sutianto (SMAK Penabur Gading Serpong). Alfian, Kinantan, dan Farras masing-masing meraih skor 29, Valentino 28, dan Otto raih total skor 25.

Koordinator tim IMO Indonesia, Dr Aleams Barra mengungkapkan, siswa diminta untuk mengerjakan enam soal. Masing-masing tiga soal per hari yang harus dikerjakan dalam waktu 4,5 jam. Soal-soal yang diberikan merupakan orisinal dengan tipe soal yang belum pernah dikerjakan oleh para siswa sebelumnya.

"Untuk dapat mengerjakannya dituntut kecepatan berpikir, ketenangan mental dan kreativitas tinggi," ungkap Aleams Barra.

Peraih medali emas dalam kejuaraan itu, Gian mengatakan lawan yang mereka hadapi cukup tangguh. Namun, sejak keberangkatan dirinya menyatakan yakin bakal meraih emas, setelah tahun lalu di Brasil berhasil menyumbangkan medali perak.

"Amerika, China, Rusia, Jepang, Korea, dan Inggris, termasuk yang kuat," kata Gian.

Sebelumnya, 12 bocah dari berbagai SD di negeri ini berhasilm bawa banyak medali dari ajang Bulgaria International Mathematics Competition (BIMC) Tahun 2018. Ada dua emas, dua perak, dan enam perunggu. Indonesia memperoleh satu emas atas nama Felicia Grace Angelyn Ferdianto dari SD Cahaya Nur, Kudus.

Pelari asal Indonesia Lalu Muhammad Zohri juga menjadi juara dunia di nomor lari 100 meter putra Kejuaraan Dunia Atletik U-20 yang digelar di Tampere, Finlandia. Dia mengalahkan tujuh atlet lainnya yang berasal dari Amerika Serikat, Inggris, hingga Afrika Selatan.

Tim Wushu Indonesia juga sukses mengguncang Kejuaraan Dunia Wushu Junior di Brasilia, Brasil yang berlangsung selama 9 Juli-16 Juli 2018. Hingga hari kedua penyelenggaraan, kontingen wushu Indonesia meraup 10 medali. Salah satunya medali emas. Terakhir Pebalap muda Indonesia Galang Hendra, berhasil menjadi juara di ajang WorldSSP300 di Sirkuit Brno, Ceko, pekan lalu. 

Tag: era pendidikan