Pihak Sekolah Bantah Adanya Pemerkosaan Terhadap Anak 10 Tahun yang di Viralkan Hotman Paris

ERA.id - Pihak sekolah swasta di Medan angkat bicara atas kasus dugaan pemerkosaan anak berusia 10 tahun yang diviralkan pengacara kondang Hotman Paris di media sosial, setelah Ibu dari anak itu mendatanginya ke Kopi Joni, di Jakarta.

Seperti diketahui, Ibu bernama Imelda itu mengadu kepada Hotman Paris terkait kasus dugaan pemerkosaan yang dilakukan sejumlah pihak yayasan, pimpinan sekolah, staf tata usaha dan pegawai kebersihan kepada anaknya.

Hotman kemudian mengunggah pengakuan Imelda ke akun instagram resminya dan viral di media sosial. Dalam video itu Hotman menyebut Imelda datang jauh-jauh dari Kota Medan, Sumatera Utara (Sumut) untuk mengadukan ketidakprofesionalan pihak kepolisian dalam menangani kasus dugaan pemerkosaan yang dialami anaknya.

Sebelumnya, Imelda melaporkan dugaan pemerkosaan itu ke Polrestabes Medan pada bulan September 2021 lalu. Namun kini kasusnya telah diambil alih pihak kepolisian Polda Sumut.

Saat ini Penyidik Ditreskrimum Polda Sumut tengah melakukan penyelidikan dengan memeriksa sebanyak 18 orang saksi serta melakukan pemeriksaan secara forensik dan visum et repertum. Selain itu, pemeriksaan ahli pendamping dari Dinas Sosial.

Pihak sekolah melalui kuasa hukumnya, Marudut Simanjuntak membantah keras terkait adanya dugaan pemerkosaan yang dialami anak Imelda di sekolah.

"Kalau yang dilaporkan itu kami ya dari pihak sekolah sebagai terlapor. Kalau dalam pemahaman kami berdasarkan bukti dan fakta yang ada sama kami, kami pastikan bahwa peristiwa itu tidak benar," katanya saat dihubungi wartawan, Jumat (9/9/2022).

Marudut kemudian menjelaskan bahwa sebelum membuat laporan, Imelda telah lebih dulu mengajukan permintaan agar anaknya dapat sekolah secara langsung (bukan daring, red) pada bulan Juli 2021.

"Nah di bulan Agustus, si Imelda datang lagi ke sekolah untuk meminta pengurangan yang sekolah. Anaknya kan ada dua. Lantas pihak sekolah memberikan keringanan. Dengan catatan tunggakan uang sekolah dan tunggakan lain atas dua anak ini hrs dibayar si Imelda," terangnya. 

Namun Marudut mengatakan Imelda melayangkan keberatan dan kemudian membuat laporan ke Polrestabes Medan pada 10 September 2022.

"Namun sebelumnya tanggal 25 Agustus 2021, si Imelda ini ada memanggil dua orang guru untuk bertemu dengan dia di kantor Wali Kota Medan. Dua guru ini perempuan. Jadi dia minta supaya guru ini mengikuti apa yang menjadi maksud dia mengakui dan menceritakan ada peristiwa pemerkosaan anaknya di sekolah," sambungnya. 

Kendati kedua orang guru tersebut menolak karena tidak mengetahui adanya peristiwa pemerkosaan anak di sekolah tersebut.

"Dan bahkan salah satu dari guru ini menjelaskan ke Imelda kalau dia itu sejak 2020-2021 tidak pernah datang ke sekolah, karena dia daring di rumah," tambah Marudut.

Saat itu, sambung Marudut, Imelda menitipkan anaknya ke sekolah, dan oleh kepala sekolah mendapat izin. Hal itu, dikatakannya, agar anak Imelda bisa mengikuti daring di dalam kelas sekolah  "Ada guru di dalam. Siswanya hanya kakak adik itu(kedua anak Imelda), tapi beda kelas," ujarnya.

Marudut memastikan cerita Imelda terkait dugaan pemerkosaan yang diceritakannya kepada Hotman Paris adalah penuh kebohongan. Pihaknya pun lantas membuat laporan ke Polda Sumut pada bulan April 2022 atas dugaan pencemaran nama baik.

Namun, dia menambahkan saat ini laporan pihaknya masih ditangguhkan dan akan dilanjutkan setelah penyelidikan terhadap laporan Imelda dituntaskan oleh pihak kepolisian.

"Tahapan ini kan masih pemeriksaan ke kita semua. Polisi sudah menyatakan karena ini ada laporan pokok yakni laporan si Imelda, maka polisi minta supaya kita sabar dulu, supaya laporan itu dituntaskan dulu. Kalau ternyata faktanya ini bohong itu dihentikan dan perkara kita dilanjutkan," jelasnya.

Dalam laporan Imelda, Marudut menyebutkan bahwa ada empat orang yang dilaporkan yakni pimpinan perguruan, kepala sekolah, pegawai TU dan pegawai kebersihan. 

"Semua sudah kita buka sama polisi apa adanya supaya polisi bisa mengungkap secara terang benderang, kita sangat kooperatif. Jadi kita dengan tegas peristiwa di laporan (Imelda) itu sama sekali tidak pernah terjadi," tegasnya.

Dia pun meminta agar masyarakat termasuk kepada pengacara tersohor tanah air Hotman Paris agar tidak sembarangan menerima sebuah cerita yang belum tentu kebenarannya.

"Dia (Imelda) tidak mau membayar tunggakan-tunggakan itu, tidak dituntaskannya jadi muncullah laporan itu," sebutnya.

Sementara, pihaknya juga sangat menyangkan sikap Hotman Paris yang langsung memviralkan cerita Imelda tanpa mengecek terlebih dahulu kebenarannya.

Marudut mengatakan pihaknya juga sudah melayangkan surat keberatan kepada Hotman Paris. Dia juga menyindir segudang pengalaman Hotman Paris sebagai advokat.

"Kita sangat sayangkan nama besar seperti Hotman Paris ini memviralkan cerita dari masyarakat yang belum tentu benar. Kita sayangkan dia tidak hati-hati. Harusnya dia itu sebagai advokat yang senior yang katanya sudah punya banyak pengalaman dalam dan luar negeri. Kok bisa begitu, ini saya bilang dia kebobolan dan kita sudah melayangkan surat keberatan kepada dia," pungkasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, dalam unggahan Hotman Paris itu Imelda mengaku kalau anaknya diperkosa secara keji oleh pihak yayasan, pimpinan sekolah, staf tata usaha dan tukang sapu.

Disebutkan, anaknya diperkosa di gudang sekolah setelah diberi obat diduga obat bius. Bahkan Hotman menerima pengakuan Imelda bahwa tindakan asusial yang dialami anaknya terjadi sebanyak dua kali.