PAN Optimis 2019 Tetap ada di Parlemen
"Dari dulu hasil survei selalu begitu. Dua pemilu yang lalu pun hasil surveinya tidak jauh beda dengan yang sekarang. Faktanya, hasil Pileg sesungguhnya jauh beda. Bahkan hasilnya jauh lebih tinggi dari margin of error yang mereka tetapkan," tuturnya, saat dihubungi, di Jakarta, Jumat (20/7/2018).
Dia pun mempertanyakaan soal hasil yang berbeda antara survei dan kenyataan. Sebut saja soal peraihan suara PAN pada Pemilu 2014. Sejumlah lembaga survei mengatakan PAN hanya mendapatkan 2 persen, tapi kenyataannya, partai ini mendapatkan suara mencapai 7,59 persen.
"Semestinya, fenomena itulah yang ditanyakan kepada lembaga survei. Pada pemilu lalu, Hasil survei katanya 2 persen. Faktanya hasil sesungguhnya mencapai 7,59 persen," jelasnya.
"Survei itu hanya mengukur popularitas partai. Mereka tidak mengukur popularitas kader dan caleg yang akan bertarung di partai tersebut. Sementara, dengan sistem pemilu sekarang ini, antara popularitas partai dan popularitas individual terkadang tidak linear," sambung dia.
Menurutnya, partainya bisa dianggap biasa oleh sejumlah lembaga survei, tapi kader dan caleg yang diusung PAN memiliki kepopuleran tersendiri. Dengan begitu, elektabilitas partai bisa meningkat dengan kepopuleran kader dan caleg tadi.
"Begitu juga sebaliknya. Sementara, survei hanya bekerja mengukur popularitas partai. Sebetulnya, ini belum sepenuhnya bisa dijadikan sebagai referensi," katanya.
"PAN sangat optimis. Walau survei selalu hasilnya begitu, terbukti pada pilkada yang lalu, calon-calon yang diusung oleh PAN menang lebih dari 58,8 persen. Capaian ini termasuk capaian tertinggi di antara partai-partai yang ada, termasuk partai besar lainnya," ujar Saleh.
Sekedar informasi, hasil survei LIPI menyatakan enam partai terancam tak lolos ke parlemen pada 2019 mendatang. Mereka adalah, PKS dengan perolehan elektabilitas sebesar 3,7 persen, PAN sebesar 2,3 persen, Partai Nasdem 2,1 persen, dan Partai Hanura sebesar 1,2 persen.