Trauma, Ganjar Tak Mau Lagi Ada Kecelakaan Beruntun karena Asap dari Pinggir Tol
ERA.id - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta aksi bakar rumput atau jerami, di tepi jalan tol, mesti dihentikan sebab membahayakan dan bisa memicu kecelakaan lain lagi di kemudian hari.
Ganjar trauma dan bersedih melihat kecelakaan beruntun yang merenggut satu nyawa, Minggu kemarin, di Tol Pejagan-Pemalang, di daerah 'kekuasaannya'.
Ganjar menyampaikan itu usai melihat sendiri aksi bakar rumput saat melintasi Tol Bawen-Ungaran, Senin (19/9) sore, usai kunjungan kerja dari Klaten. Kala itu, ia mendapati kepulan asap yang mengganggu perjalanannya.
Sigap, Ganjar turun dari mobil dan menghampiri warga serta meminta untuk memadamkan api yang berasal dari bakaran rumput. Menurutnya, pembakaran sampah maupun sisa pertanian dari lahan dekat dengan jalan tol, sangat membahayakan pengemudi.
Aksi itu bahkan telah menyebabkan kecelakaan seperti terjadi di Tol Pejagan Pemalang. Kecelakaan beruntun dengan satu korban jiwa itu terjadi lantaran gumpalan asap yang menghalangi pandangan pengemudi.
Walhasil, Ganjar langsung bereaksi saat melihat asap membubung dari tepi jalan tol tersebut. Ia pun menegur sejumlah orang yang berada di lokasi dan meminta untuk memadamkan api tersebut.
"Tadi saya sudah komunikasi dengan teman Bupati/Wali Kota di mana daerahnya dilewati tol, hentikan (bakar-bakar), dekati warga untuk tidak boleh membakar jerami atau sejenisnya. Karena ini yang menjadi persoalan," ujarnya.
Selain itu, Ganjar juga sudah memerintahkan Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Tengah untuk turun dan bekerjasama dengan pengelola tol serta kepolisian.
Hal itu untuk mengecek lokasi potensi adanya pembakaran. "Cek titik-titiknya di mana. Kalau perlu dalam kondisi hasil panen mulai selesai sekarang dan tanahnya mau diolah, biasanya secara tradisional mereka membakar. Ini bisa dicek," tuturnya.
Ganjar menyatakan pengawasan itu perlu dilakukan secara detail, bahkan jika perlu menggunakan drone. "Mungkin butuh drone untuk mengecek bisa tahu titik apinya di mana. Hentikan dan edukasi masyarakat. Kalau tidak, bisa membahayakan seperti kemarin," tandasnya.