Unik, Sarung Tangan dari Kondom Isi Air Dipamerkan di Paris Fashion Week
ERA.id - Aksesoris berupa kondom berisi air milik Jenama Botter, dipamerkan di Pekan Mode Paris (Paris Fashion Week), Selasa (27/9/2022) kemarin. Tujuannya untuk menciptakan nuansa putri duyung di panggung peragaan busana.
Dilansir AFP, aksesoris untuk tangan itu menjadi bagian koleksi label "Aquatic Wear" yang juga menggunakan es sebagai aksesoris.
Rushemy Botter dan Lisi Herrebrugh, sosok di balik rancangan label, kerap menggunakan plastik daur ulang dalam koleksi mereka. Keduanya mengatakan mereka ingin melangkah lebih jauh dengan bahan alami seperti rumput laut dan alga. Ada banyak "percobaan" dengan "sarung tangan" itu, kata Botter kepada AFP setelah peragaan busana.
Dia mendeskripsikannya sebagai aksesoris yang membawa nuansa putri duyung yang romantis sekaligus ganjil.
Herrebrugh mengatakan mereka ingin merefleksikan sebagian "teknologi" yang sedang dikerjakan, sebelum acara, mereka menawarkan para hadirin limun dalam kapsul yang terbuat dari ganggang yang bisa dimakan.
Dia menambahkan sebagian dari kaos mereka dibuat sepenuhnya dari alga.
"Ini seseuatu yang akan kami mulai sekarang, melakukan riset materi baru, mencari cara baru berkolaborasi dengan alam," katanya.
Pasangan itu juga bekerjasama dengan individu di luar industri fesyen untuk mencari bahan berkelanjutan yang baru.
Di sisi lain, muncul tanda-tanda kembalinya tren 2000-an, termasuk kaos dengan berlian imitasi.
Latar belakang pasangan itu juga ditampilkan dalam atasan hitam bertulis "Caribbean couture", Botter berasal dari pulau Curacao, sementara keluarga Herrebrugh berasal dari Republik Dominika.
Koleksi ini juga menonjolkan gaya rambut dan kepang alami.
"Ada saat ketika Anda tidak bisa menata rambut seperti yang Anda inginkan... orang-orang mengatakan kepada Anda, Anda tidak boleh menatanya seperti itu Anda takkan dianggap serius atau Anda akan sulit mendapatkan pekerjaan," kata Botter.
"Saya suka bagaimana generasi muda menata rambut sesuka mereka dan mendapatkan apa yang mereka inginkan. Saya kira itulah modernitas."