Tragedi Kanjuruhan Tewaskan 130 Orang, Ganjar Usulkan Kongres Antar-Suporter
ERA.id - Tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10) malam, menjadi duka mendalam bagi dunia persepakbolaan Indonesia. Sedikitnya 130 orang meninggal dunia hingga Minggu (2/10) siang ini.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo turut menyampaikan duka cita dan berdoa untuk semua korban kejadian itu. "Kita sedih betul ya melihat dunia persepakbolaan kita. Mudah-mudahan korban yang meninggal itu husnul khotimah," kata Ganjar di Semarang, Minggu (2/10/2022).
Ganjar tidak memungkiri kalau suporter selalu antusias dan penuh semangat saat mendukung tim kebanggaannya berlaga. Semangat itu selalu membuat suasana di seluruh stadion membara. Namun tragedi seperti yang terjadi di Stadion Kanjuruhan seharusnya dapat dihindari ketika semua bisa saling menjaga.
"Memang kalau kita bertanding dengan suasana yang wah pasti semangat. Tapi ada yang harus kita jaga bahwa itu adalah saudara kita. Bahwa itu adalah tim-tim yang hebat yang kita dukung dan kita pendukungnya itu juga orang-orang yang punya nilai kemanusiaan. Maka emosionalnya musti betul-betul dijaga," ungkap Ganjar.
Menurut Ganjar, tragedi di Malang menjadi evaluasi besar pada dunia persepakbolaan Indonesia, baik pihak penyelenggara maupun para suporter tim sepakbola dan petugas keamanan.
Ganjar berharap ada sebuah pertemuan besar atau kongres yang melibatkan seluruh kelompok suporter di Indonesia. Tujuannya untuk mencari solusi agar tindakan serupa tidak terulang kembali.
"Para suporter harus bisa menahan diri, saling menjaga. Kayaknya penting deh dibuat satu pertemuan, kongres antarsuporter agar mereka punya value bersama untuk kemudian mereka bisa saling menjaga. Sehingga setiap pertandingan ada code of conduct-nya, ada PIC (penanggungjawab) yang bisa mengontrol teman-temannya sendiri, dan tidak boleh terulang lagi," katanya.
Tragedi itu terjadi pasca pertandingan Derby Jatim antara Arema FC vs Persebaya. Pada pertandingan tersebut tim tuan rumah Arema FC harus menelan kekalahan dari Persebaya dengan skor 2-3.
Selepas pertandingan, terjadi kerusuhan di stadion, termasuk aksi pembakaran dan perusakan hingga polisi menembakkan gas air mata. Namun tembakan gas ini membuat banyak penonton panik dan berebut keluar stadion.
Akibat kejadian ini, sejauh ini dilaporkan 130 orang meninggal dunia. Presiden Jokowi telah meminta tragedi ini diusut tuntas dan Liga 1 dihentikan sampai investigasi menyeluruh tuntas dilakukan.