Peneliti BRIN: Bantuan Langsung Tunai BBM berdampak positif pada PDB

ERA.id - Peneliti Bidang Ekonomi Makro dan Perdagangan Internasional Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Iwan Hermawan mengatakan bantuan sosial (bansos) akan menjaga stabilitas perekonomian nasional di tengah kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

Dalam kegiatan Sapa Media bertajuk Dampak Kenaikan Harga BBM terhadap Sektor Ekonomi di Indonesia oleh BRIN yang dipantau di Jakarta, Senin, dia mengatakan bansos akan berdampak terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 0,0067 persen.

“Kenaikan harga BBM dan bansos masih memberikan dampak positif terhadap PDB,” kata Iwan Hermawan dikutip dari Antara.

Dia mengatakan bansos akan meminimalisir berbagai kontraksi yang terjadi pada perekonomian nasional yang disebabkan oleh kenaikan harga BBM.

Iwan Hermawan menyebut bansos akan menjaga penurunan daya beli masyarakat berada di angka 0,18 persen dan kenaikan inflasi di angka 1,17 persen.

Dia melanjutkan bansos juga akan menjaga penurunan nilai ekspor di angka 0,30 persen dan penurunan nilai impor di angka 0,64 persen.

Sementara dia mengatakan penyesuaian harga BBM malah akan meningkatkan kinerja industri teknologi serta minyak dan gas (migas). Selain itu akan meningkatkan kinerja sektor mesin dan perlengkapannya sebesar 3,2 persen, sektor gas bumi dan panas bumi sebesar 0,36 persen, dan pertambangan sebesar 0,28 persen.

Namun, menurut dia, penyesuaian harga BBM akan menurunkan kinerja industri pengolahan dan transportasi, seperti kinerja sektor elektronik dan perlengkapannya bakal turun 0,62 persen, jasa angkutan udara sebesar 0,65 persen, dan jasa angkutan darat sebesar 0,17 persen.

Pemerintah sedang menyalurkan bansos sebesar Rp24,17 triliun untuk menjaga daya beli masyarakat di tengah adanya penyesuaian harga BBM, yang terdiri dari Bantuan Langsung Tunai (BLT) sebesar Rp12,4 triliun, Bantuan Subsidi Upah (BSU) sebesar 9,6 triliun dan subsidi transportasi sebesar Rp2,17 triliun.