Perjalanan Tata Surya di Balik Gerhana Bulan Total Terlama
Di Indonesia bagian barat, seluruh proses terjadinya gerhana bulan total terlama ini bakal dimulai pada Sabtu pukul 01.24 WIB dan berakhir pada 05.19 WIB. Periode berlangsungnya gerhana bulan total terlama itu berbeda sekitar empat menit dengan durasi gerhana bulan total terlama yang mungkin terjadi.
Lalu, bagaimana gerhana bulan total Juli 2018 ini bisa jadi gerhana bulan total terlama dalam sejarah fenomena antariksa?
Seenggaknya, ada tiga hal yang membuat fenomena ini bisa terjadi. Sebagaimana dijelaskan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), faktor pertama yang membuat gerhana bulan kali ini jadi gerhana bulan terlama adalah posisi bulan yang bergerak menuju pusat bayangan bumi. Dampaknya, gerhana bulan total kali ini bakal sangat panjang dan dalam.
Kedua, gerhana bulan total kali ini akan terjadi ketika posisi bulan berada dalam posisi terjauh dari bumi (apogee). Nah, kalau kamu ingat nih, menurut hukum Kepler kedua, ketika bulan berada dalam jarak paling jauh, bulan akan bergerak dalam kecepatannya yang paling rendah. Karena itulah, bulan akan berada di dalam bayangan bumi lima hingga sepuluh menit lebih lama.
Yang ketiga, lebih panjangnya periode gerhana bulan total kali ini jadi mungkin karena gerhana kali ini terjadi ketika bumi berada dalam posisi terjauh dari matahari atau aphelion. Selama aphelion, bayangan Umbra Bumi dipastikan bakal lebih panjang dan lebar.
Umbra adalah bagian paling gelap dari bayangan bumi yang harus dilewati bulan dalam fenomena terjadinya gerhana. Nah, makanya tuh, terkadang kita mendengar ada juga gerhana penumbra, yakni gerhana yang terjadi ketika bulan hanya melewati bayangan yang lebih terang.
Perjalanan bulan
Saat ini, kita memang tengah berada pada musim istimewa, di mana lima planet dalam tata surya dapat terlihat secara bersamaan karena Jupiter dan Saturnus berada di sisi yang sama dengan Matahari. Nah, pada hari di mana gerhana bulan terjadi nanti, carilah tempat di mana kamu bisa melihat cakrawala yang luas.
Tengok ke arah timur, maka kamu akan melihat Mars dan Saturnus di sana. Jupiter akan berada tinggi di atas kepalamu, sedangkan Venus akan terbit sangat terang di barat, bersama Merkurius yang bakal terbit lebih samar.
Perjalanan Bulan telah dimulai sejak pertengahan Juli lalu. Satelit semesta itu mengunjungi setiap planet secara bergantian, menampakkan wujudnya dalam berbagai bentuk, mulai dari bentuk sabit ketika posisinya berada di dekat Merkurius dan Venus hingga menjadi purnama ketika berada di dekat Mars.
Dalam beberapa tahun ke depan, fenomena penampakan lima planet sejajar akan lebih banyak kita temukan. Namun, seenggaknya butuh satu dekade lagi sebelum fenomena itu kembali ditemukan.
Kata BMKG
Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Mulyono Prabowo menjelaskan, gerhana bulan total Sabtu dini hari nanti dapat dinikmati di seluruh wilayah Indonesia.
Kata Mulyono, gerhana bulan total ini bisa dinikmati dengan mata telanjang. Meski begitu, ada hal yang harus diwaspadai juga. Kata Mulyono, gerhana bulan total berpotensi membuat gelombang air naik. BMKG mengimbau masyarakat agar berhati-hati.
"Sejumlah wilayah perlu mewaspadai gelombang tinggi terutama di barat Sumatera dan selatan Jawa," kata Mulyono dilansir dari Antara, Jumat, (27/7/2018).
Gelombang tinggi ini berpeluang terjadi di sejumlah perairan di Indonesia. Masyarakat yang menetap di daerah pesisir perlu mewaspadai terjadinya rob atau banjir pasang air laut.
BMKG memprediksi gelombang laut setinggi 4-5 meter berpeluang terjadi di daerah barat Sumatera, selatan Jawa dan beberapa perairan lainnya yang saat ini terjadi gelombang tinggi.
"Sebenarnya kondisi demikian bisa dihitung jam berapa mulainya terjadi pasang air laut dan ketinggiannya. Namun secara umum ada kecenderungan kenaikan level air laut," katanya.
Jadi, siap jadi saksi sejarah sekaligus menikmati gerhana bulan total terlama?