Silakan Lakukan Kekonyolan Apapun Asal Bukan Kiki Challenge
Jakarta, era.id - Lagi-lagi, media sosial diramaikan oleh tren yang aneh. Kali ini agak lebih nyebelin, sih. Karena enggak cuma aneh, tapi juga bahaya. In My Feeling Challenge, namanya, atau yang belakangan disebut juga dengan Kiki Challenge. Otoritas di berbagai negara bahkan ikut bicara, mengimbau masyarakat berhenti melakukan kebodohan ini.
Di Amerika Serikat, Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) meminta masyarakat berhenti melakukan hal bodoh dengan mempertaruhkan keselamatan diri hanya untuk membuat video lucu-lucuan. "Distraksi dalam mode apa pun berbahaya dan bisa mematikan," tulis NTSB dalam kampanye yang mereka lempar di Facebook.
"Apakah Anda seorang #driver, #pilot, atau #operator, fokus pada pengoperasian kendaraan Anda dengan aman ... Intinya: jangan melanggar hukum dan mempertaruhkan hidup Anda untuk video."
Sementara itu, Nicholas Worrel, Kepala Advokasi Keselamatan di NTSB, sebagaimana dikutip The Blast mengingatkan masyarakat Amerika Serikat bahwa bahaya dari ketidakpatuhan terhadap prosedur berkendara sebagai ancaman nyata dari keselamatan.
"Kecelakaan kendaraan bermotor adalah penyebab utama kematian di AS ... Melompat keluar dari kendaraan yang bergerak atau melompat ke lajur lalu lintas untuk menunjukkan gerakan tarianmu itu bodoh dan berbahaya bagi Anda dan orang-orang di sekitar Anda," kata Worrell.
Di Indonesia, Mabes Polri pun sudah menyerukan imbauan serupa. Karopenmas Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Pol Muhammad Iqbal, beberapa waktu lalu dengan tegas mengingatkan akan menindak siapa pun orang yang kedapatan melakukan Kiki Challenge. "Kiki (challenge) itu dilarang. Kami akan lakukan penindakan ... Jangankan buka pintu (kendaraan), keluar, joget-joget. Menggunakan ponsel saat mengemudi saja dilarang," katanya.
Alasan Mabes Polri jelas, Kiki Challenge enggak cuma berbahaya, tapi juga melanggar hukum. Memang, secara hukum, Kiki Challenge adalah pelanggaran terhadap Pasal 283 jo Pasal 106 Ayat 1 Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 yang menyebut pengendara kendaraan bermotor yang melakukan kegiatan lain saat mengemudi dan mengemudikan kendaraan yang dipengaruhi oleh keadaan yang mengganggu konsentrasi didenda dengan denda maksimal Rp750 ribu dan tiga bulan penjara.
Asal usul
Kiki Challenge bermula dari unggahan video seorang selebgram asal Amerika Serikat, Shiggy. Di akun Instagramnya, @thesiggyshow, Shiggy mengunggah videonya yang tengah menari di jalan dengan iringan lagu milik rapper, Drake yang berjudul In My Feeling. Video itu kemudian viral dan menginspirasi banyak orang di dunia untuk menirunya.
Penerapan dari tarian ini pun berkembang, hingga entah bagaimana bermula, orang-orang melakukan tarian ini dengan mengawali gerakan melompat keluar dari sebuah mobil yang sedang berjalan. Lumayan juga tuh melencengnya, sebab video awal yang diunggah Shiggy sejatinya cuma menunjukkan pria 17 tahun itu melakukan tarian di sebuah jalanan, tanpa mobil.
Di Indonesia, demam Kiki Challenge menjangkiti masyarakat secara luar biasa, ya seperti banyak demam sosial media lainnya. Kiki Challenge di Indonesia bahkan dilakukan oleh sederet selebriti, mulai dari Andre Taulany, Yuki Kato, hingga Aura Kasih. Seperti yang lain, kebanyakan dari mereka melakukan tarian Kiki Challenge di samping sebuah mobil yang sedang berjalan.
Yang paling menghibur sih barangkali adalah Kiki Challenge yang dilakukan pesulap fakir super pendiam, Limbad. Alih-alih menggunakan lagu Drake sebagai pengiring, Limbad malah memilih lagu jaipong berpadu musik elektronik --yang entah apa judulnya dan siapa penyanyinya.
Meski begitu, enggak semua selebriti berhasil melakukan challenge dengan mulus. Seorang penyanyi muda, Hanin Dhiya yang mencoba menjawab tantangan followers-nya untuk melakukan Kiki Challenge justru terjatuh di sebelah mobilnya. Untungnya, Hanin enggak celaka. Ya, barangkali ini yang dikhawatirkan banyak pihak soal bahaya Kiki Challenge.
Sejumlah pengguna Instagram pun sejatinya sudah mengingatkan soal bahaya ini. Akun Instagram @lofi3d mengunggah sebuah video yang menunjukkan seorang gadis tertabrak mobil ketika melakukan Kiki Challenge. Memang, video itu adalah hasil rekayasa, tapi pesannya jelas: agar siapa pun berhati-hati dalam melakukan Kiki Challenge.
"When internet challenges go wrong.. (Video is edited! NOT REAL) Be careful when dancing in the street!!! @karimiller #inmyfeelings #dotheshiggy #kekechallenge."
Kiki challenge sejatinya bukan tren pertama yang ditularkan media sosial. Kalau kita ingat, dulu ada Ice Bucket Challenge, sebuah tantangan yang mengharuskan seseorang menyiramkan seember air beserta es ke kepala. Selain itu, ada juga Mannequine Challenge, yaitu tantangan membuat video yang menampilkan sekelompok orang melakukan gerakan membeku seperti mannequine bersama-sama.
Meski konyol, Ice Bucket Challenge atau pun Mannequine Challenge sejatinya enggak sampah-sampah amat. Ice Bucket Challenge malahan memiliki makna mendalam. Ice Bucket Challenge yang sejauh pengetahuan saya jadi pelopor dari berbagai tren challenge di media sosial itu dilakukan sebagai bentuk solidaritas kepada para penderita penyakit ALS (amyotrophic lateral sclerosis).
Enggak cuma itu. Banyak masyarakat di dunia, bahkan para selebritas dan pesepak bola yang melakukan Ice Bucket Challenge sebagai donasi bagi para penderita ALS. Dalam delapan minggu, seenggaknya 115 USD atau Rp1,5 triliun terkumpul sebagai dana sumbangan. Menurut asosiasi ALS, dana tersebut digunakan untuk pengobatan dan perawatan penderita ALS.
Atau Mannequine Challenge. Meski enggak memiliki makna yang dalam seperti Ice Bucket Challenge, buat saya, Mannequine Challenge memiliki tingkat kreativitas yang jauh lebih asyik. Dan yang jelas, enggak ada risiko dari Mannequine Challenge.
Barangkali, pesan dari segala fenomena challenge-challenge yang merebak lewat media sosial ini adalah: boleh saja bertingkah konyol dan mengikuti tren, asal bukan Kiki Challenge.