Mendalami Anomali Pemerkosaan Kambing di India
Klasik banget, pakai alasan mabuk untuk melakukan hal-hal bodoh. Seorang kawan yang buatku adalah pemabuk paling enggak tahu batas bisa kok tetap waras meski mabuk parah. Dia lebih memilih rebahan di sofa rumah atau di taman kompleks ketimbang menyambangi kandang kambing orang dan memerkosa makhluk enggak berdosa macam pria-pria sakit di India itu.
Aslup (27), sang pemilik kambing betina malang itu mengaku sempat melihat kejadian memuakkan itu, ketika kambingnya mengembik di bawah kuasa birahi tolol para pelaku. Menurut Aslup, ia sempat menangkap tiga dari delapan pelaku. Kepada Aslup, ketiga pelaku melontarkan pernyataan bodoh yang begitu menyakitkannya. Kata para pelaku, mereka bersenang-senang dengan kambingnya. WTF!!!
Bersama sejumlah penduduk desa, Aslup mengaku sempat memukuli ketiga pelaku, meski kemudian membuat kesalahan dengan membiarkan ketiganya pergi. Sebelum dilepas, para pelaku mengaku masih ada lima orang lain yang ikut melakukan pemerkosaan.
Aslup bilang, kambingnya itu terluka parah, sampai-sampai enggak bisa jalan dan makan. Kambing usia tujuh tahun itu pun kemudian mati. "Kambing saya terluka dan tergeletak di tanah. Ia bahkan tidak bisa berjalan," tutur Aslup sebagaimana dikutip Hindustan Times, Selasa (31/7/2018).
"Saya membawanya pulang dan mengoleskan obat-obatan pada luka di kepala dan hidungnya. (Hewan) itu tidak makan apa-apa keesokan harinya dan tergeletak seolah-olah lumpuh."
Saat ini, polisi tengah memburu para pelaku yang diduga berasal dari desa di sekitar distrik Mewat, India, lokasi pemerkosaan itu terjadi pada pukul 23.00 malam waktu setempat. Aslup dan warga desa sih yakin, enggak akan butuh waktu lama buat polisi menangkap para pemabuk bejat itu, sebab mereka sebelumnya juga pernah terlibat dalam kasus pencurian sapi.
Mengenal zoofilia
Jika dilihat dari studi keilmuan, peristiwa menjijikkan yang melibatkan delapan pria mabuk di India itu dapat diklasifikasikan sebagai kelainan seksual --sebab kami yakin ini bukan sekadar kekacauan yang timbul dari mabuk-mabukan-- yang disebut zoofilia.
Memang, sih belum ada kepastian apakah para pelaku itu hanya sekadar mabuk atau betul-betul sakit. Seenggaknya, zoofilia adalah pendekatan ilmiah paling masuk akal untuk meneropong kelainan seksual para pria tersebut.
Menurut Oswald Schwarz dalam The Psychology of Sex (1949), zoofilia adalah penyimpangan seksual yang menggambarkan tingginya hasrat seksual seseorang terhadap binatang. Zoofilia sendiri sejatinya memiliki definisi yang luas dan dapat dibagi lagi ke dalam beberapa jenis dan klasifikasi.
Zoophilic fantasizer, misalnya: adalah gangguan mental terhadap seseorang yang gemar berfantasi seksual dengan binatang, namun enggak pernah betul-betul melakukan hubungan seksual dengan binatang. Di tingkat yang lebih parah, ada istilah yang dikenal dengan bestialitas.
Dalam tahap ini, para penderita zoofilia enggak lagi sekadar berfantasi dengan binatang, tapi juga melakukan hubungan seksual yang melibatkan binatang. Nah, ini yang barangkali terjadi dengan para pria sakit di India itu.
Selain bestialitas, ada juga yang namanya bestialitas sadisme, yakni perilaku menyimpang seseorang yang gemar menyiksa binatang demi mendapatkan kepuasan batiniah tanpa berhubungan seksual.
Yang paling parah dari semuanya sih zooseksual. Orang-orang yang terklasifikasi sebagai pengidap gangguan ini sudah enggak punya hasrat seksual terhadap makhluk lain --termasuk sesama manusia-- kecuali binatang.
Perkembangan studi zoofilia
Baiklah, kita cukupkan pembahasan kasus pemerkosaan kambing di India. Barangkali lebih berfaedah mendalami zoofilia itu sendiri. Perkembangan studi mengenai zoofilia telah mengalami perkembangan seiring berjalannya waktu. Dahulu, sebelum era milenium, zoofilia sering dilihat sebagai wujud keputusasaan seseorang dalam mencari pasangan seksual yang sepadan.
Masuk tahun 2000-an, berbagai studi kemudian menguak pandangan lain soal penyebab zoofilia. Menurut banyak studi, zoofilia sering terjadi karena ketertarikan seseorang pada binatang. Ketertarikan yang dimaksud bukan sekadar peduli dan menyayangi, tapi juga ketertarikan untuk melakukan hubungan seksual dengan binatang, sekalipun orang-orang itu sejatinya masih mampu berhubungan seksual normal dengan manusia.
Terkait penyebab zoofilia, sejatinya belum ada studi yang menyebut secara pasti. Namun, berdasar berbagai studi kasus, zoofilia seringkali terjadi akibat pengalaman masa lalu penderitanya yang kerap mengalami kekerasan. Selain itu, terdapat sejumlah faktor lain seperti faktor lingkungan, perkembangan diri yang enggak normal, hingga pengaruh genetik.
Lalu, bagaimana cara mengatasi hasrat zoofilia? Menurut berbagai studi, zoofilia dapat diatasi lewat penanganan khusus secara psikis dan medis. Secara psikis, setiap penderita zoofilia wajib melakukan serangkaian terapi untuk menghilangkan hasrat seksual dan daya tarik mereka terhadap binatang.
Sementara itu, penangan medis juga dibutuhkan bagi mereka yang betul-betul pernah berhubungan seksual langsung dengan binatang. Penanganan medis dilakukan untuk menghilangkan virus-virus dari dalam tubuh penderita yang mungkin muncul akibat hubungan seksualnya dengan binatang.
Jadi, bagaimana pendapat kamu-kamu soal peristiwa di India itu?