Jokowi Kerahkan Lima Perias Terbaik Solo untuk Pernikahan Kahiyang
Berasal dari Surakarta yang masih kental dengan budaya Jawa, Iriana berpesan pada para perias untuk menggunakan pakem Surakarta, Paes Ageng Klasik. Paes Ageng biasa digunakan untuk pernikahan adat Yogya-Solo klasik dan dikerjakan perias khusus tradisional atau disebut dukun manten.
Dukun manten berbeda dengan perias pengantin pada umumnya. Dukun manten menggunakan alat rias lokal dengan hasil sentuhan tradisional dan lebih medok. Sementara perias pengantin atau make up artist lebih modern dan menggunakan alat rias merek internasional.
“Ibu Iriana menghendaki busana dan tata rias yang benar-benar klasik. Jadi, untuk riasan paes akan sama dengan pengantin lainnya tetapi akan menggunakan model yang lebih klasik," ucap Hj. S. Sumaryono, ketua tim penata rias di Graha Saba Buana, Solo (20/10/2017).
Sumaryono menambahkan, busana dan riasan yang akan digunakan juga berbeda-beda setiap prosesi. Prosesi ini terdiri dari siraman dan midodareni pada 7 November, dilanjutkan akad nikah dan resepsi pada 8 November. “Malam midodareni akan dirias secara sederhana. Menurut adat kami, malam midodareni belum boleh memakai perhiasan,” urainya. Sumaryono tidak ingin memaparkan terlalu detail karena ia ingin segalanya menjadi kejutan.
Menjelang hari-H, biasanya Sumaryono melakukan ritual atau tirakad agar hasil riasannya mulus dan acara berjalan lancar. "Merias pengantin lainnya pun saya juga perlu melakukan ritual, tidak hanya saat merias anak Presiden. Ritualnya hanya berupa puasa Senin dan Kamis," ujar perias senior berusia 80 tahun itu.
Selain Sumaryono, keluarga orang nomor satu itu juga menunjuk empat perias lainnya di bagian yang berbeda-beda. "Bu Waluyo merias keluarga Bapak Jokowi. Bu Topo, Bu Santi, Bu Conny (bakal merias) keluarga besan." katanya.