Satu Korban Gempa Lombok Tewas Saat Mengaji
"Anak saya terluka parah di bagian kepala," kata Khairul, ayah dari korban meninggal dunia yang ditemui ketika sedang menangisi kematian anaknya di jalan raya depan Rumah Sakit Angkatan Darat (RSAD) Mataram, sebagaimana ditulis Antara.
Khairul mengatakan, anaknya yang baru beberapa waktu duduk di kelas 1 MTs tertimpa reruntuhan bangunan saat sedang mengaji. Khairul sendiri mengangkut anaknya menggunakan mobil warga ke RSAD Mataram dari pondok pesantren yang jaraknya sekitar 50 meter dari rumahnya.
Kondisi ayah dua anak itu memprihatinkan. Ia muntah-muntah sambil menangis dalam kondisi kedinginan karena hanya menggunakan sarung dan baju dalam.
Saat ini, mayat berada di atas mobil ambulans yang terparkir di jalan raya. Tenaga medis rumah sakit sibuk mengurus pasien yang kondisinya sangat serius. Para pasien RSAD Mataram diungsikan ke jalan raya dan lapangan kantor Gubernur NTB yang tidak jauh dari rumah sakit. Terkait korban lain, otoritas belum mengeluarkan data resmi soal jumlah atau pun keberadaan korban lain.
Gempa bumi berkekuatan 7,0 SR mengguncang Pulau Lombok dan Sumbawa, Minggu, pukul 18.46 Wita itu, dengan pusat gempa terletak pada 8,3 Lintang Selatan, 116,48 Bujur Timur Kabupaten Lombok Utara dengan kedalaman 15 kilometer.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sempat mendeteksi tsunami yang terjadi dengan ketinggian 0,1 meter. Namun, kini BMKG telah mengakhiri peringatan tsunami itu. Meski begitu, BMKG mengimbau masyarakat untuk waspada mengantisipasi kemungkinan terjadinya gempa susulan dan berbagai kemungkinan lain.