Bentuk Forum for Consultative Assembly, MPR RI Ingin Serukan Anti Perang dan Wujudkan Perdamaian Dunia
ERA.id - Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) bakal membentuk forum MPR sedunia atau Forum for Consultative Assembly.
Menurut, Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo alias Bamsoet, forum tersebut akan diproyeksikan menjadi medium untuk MPR atau lembaga sejenis dari negara lain untuk ikut serta dalam menyelesaikan dan mencari solusi dari persoalan global yang terjadi.
"Kami baru saja selesai upacara pembukaan dari Konferensi MPR sedunia yang alhamdulillah diikuti oleh 14 negara dan Indonesia, jadi 15 ditambah organisasi internasional PUIC (Parliamentary Union of the OIC Member States atau Uni Parlemen Negara Anggota OKI, Liga Muslim sedunia," kata Bambsoet di depan Gedung Merdeka, Kota Bandung, Selasa (25/10/2022).
Selain itu, kata Bamsoet, pertemuan MPR RI dengan beberapa delegasi ini untuk menyerukan antiperang dan menjunjung tinggi perdamaian dunia yang abadi. Sehingga, hubungan antar negara di dunia bisa semakin dipererat dengan adanya Forum for Consultative Assembly.
Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid menyebut yang mendasari pembentukan forum ini yaitu untuk mewadahi kelembagaan sejenis MPR yang belum maksimal di forum parlemen internasional.
Meskipun, secara prinsip lembaga parlemen dunia sudah terbentuk seperti MPR atau lembaga parlemen yang eksis, legal, dan konstitusional.
"Yang terwadahi di sana hanya lembaga perwakilan rakyat, majelis rendah dan sebagainya," ucap Hidayat.
Didasari hal itu, imbuh Hidayat, dibutuhkan satu forum yang bisa mengoptimalkan dan memaksimalkan peran lembaga keparlemenan di dalam kerja diplomasi parlemen.
Sehingga, pembahasan untuk mewujudkan perdamaian dunia, solusi lingkungan hidup, perubahan iklim, dan dampak Covid-19 dapat lebih maksimal.
"Forum ini bukan untuk menegasikan keberadaan lembaga yang sudah ada atau duplikasi. Tadi Sekjen PUIC (Cheikh Mouhamed Khouraichi Niass) mendukung, Pak Mahfud MD juga mendukung dan mengharapkan forum ini bisa sukses," imbuhnya.
Dengan begitu, ia berharap Indonesia sebagai inisiator dalam berkontribusi lebih lanjut untuk memberikan solusi atas isu-isu global. Sehingga, ke depannya nama Indonesia semakin harum di kancah internasional.
"Dengan dipilihnya Kota Bandung sangat menyemangati pimpinan MPR atau lembaga sejenis untuk ikut merasakan aura dan membuat sejarah (dengan historical walk) bersama Indonesia," sambungnya.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua MPR RI, Ahmad Basarah mengungkapkan, pembentukan forum ini tidak dimaksudkan untuk menduplikasi forum parlemen dunia yang sudah ada seperti PUIC atau lainnya.
Akan tetapi, forum ini dikhususkan untuk membentuk forum parlemen dunia yang memiliki kekhasan yaitu lembaga MPR atau nama sejenis lain yang dimiliki masing-masing negara.
"Kenapa disebut sedunia karena forum ini bersifat inklusif tidak eksklusif, bahwa hari ini yang hadir adalah lembaga MPR dunia yang berasal dari negara OKI (Organisasi Kerja sama Islam) dan PUIC karena baru awal. Jadi ke depan forum ini khusus untuk lembaga MPR di negara dunia dan bersifat terbuka tidak hanya sebatas negara Islam," ungkap Basarah.
Sementara itu, Timbalan Speaker Dewan Negara Malaysia, Mohamad Ali menilai pertemuan ini menjadi sangat penting untuk menggulirkan kerja sama antar negara terutama negara Islam.
"Yang utama bagaimana negara-negara Islam boleh dalam satu kata untuk kita membantu satu sama lain di samping mungkin ada negara-negara Islam yang agak terkesan dalam peperangan seperti di Palestine. Dan kita dengan adanya konferensi atau perjumpaan seperti ini akan ada satu musyawarah dan akhirnya kita boleh membela di antara dari satu sama lain," tutup Ali.