Iran Tuduh Badan Intelijen Asing Jadi Dalang Kerusuhan
ERA.id - Kementerian Intelijen Iran dan Organisasi Intelijen Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) menuduh ada campur tangan badan-badan intelijen dari AS, Inggris, Israel, dan Arab Saudi dalam kerusuhan di Iran. Hal ini disampaikan dalam sebuah pernyataan bersama, Jumat (28/10) seperti dilansir dari Tass.
Menurut pernyataan itu, CIA, intelijen Inggris, Mossad Israel, dan intelijen Arab Saudi berperan jelas dalam kerusuhan dan kekerasan di Iran, dengan tujuan untuk merusak keamanan negara itu. "Strategi sebagian besar kerusuhan dilakukan oleh Mossad bekerja sama dengan kelompok-kelompok takfiri," kata pernyataan itu.
Kementerian Intelijen Iran dan IRGC menuduh badan-badan intelijen tadi mengirimkan peralatan militer dan mata-mata ke jaringan agen mereka yang beroperasi di Iran. Intelijen AS bahkan melatih agen-agen Irannya, termasuk juru kamera yang mengambil foto pertama Mahsa Amini selama ia berada di rumah sakit.
Kerusuhan telah berlangsung di Iran selama lebih dari sebulan setelah pemakaman Mahsa Amini (22) yang meninggal pada hari Jumat (16/9). Menurut versi resmi, Amini ditahan oleh polisi karena mengenakan jilbab secara tidak benar.
Selama interogasi, Amini mengalami serangan jantung hingga pingsan, dan dinyatakan meninggal beberapa hari kemudian di rumah sakit Teheran. Namun, media sosial menyebarkan informasi bahwa Amini dipukuli oleh polisi.
Presiden Iran Ebrahim Raeisi memerintahkan penyelidikan menyeluruh atas kasus tersebut, yang mengarah pada laporan resmi yang diterbitkan pada hari Jumat (7/10). Organisasi Forensik Iran menjelaskan bahwa kematian Mahsa Amini bukan disebabkan oleh pukulan di kepala atau organ-organ vital seperti rumor yang beredar.