Survei Y-Publica: Ganjar Paling Banyak 'Dijodohkan' dengan Yenny Wahid untuk Pilpres 2024

ERA.id - Survei Y-Publica menyebutkan pasangan Ganjar Pranowo dan Yenny Wahid menjadi pasangan calon presiden yang banyak didukung oleh publik.

"Hasilnya, Ganjar paling banyak didukung untuk berpasangan dengan Yenny Wahid, yakni sebanyak 40,4 persen," kata Direktur Eksekutif Y-Publica Rudi Hartono dalam rilis pers, di Jakarta dikutip dari Antara, Selasa (8/11/2022).

Rudi mengatakan Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan muncul sebagai tiga besar dalam bursa calon presiden mendatang.

Partai-partai politik hampir dapat dipastikan bakal mempertimbangkan untuk mengusung ketiganya dalam pertarungan memperebutkan pucuk kekuasaan.

Survei Y-Publica untuk pasangan calon wakil presiden. ANTARA/HO-Dokumen Pribadi

Dia mengatakan belum menonjolnya kekuatan masing-masing capres membuat faktor pasangan calon wakil presiden menjadi patut diperhitungkan. Lembaga Survei Y-Publica melakukan pemetaan siapa saja tokoh-tokoh yang layak mendampingi Ganjar, Prabowo, dan Anies sebagai cawapres.

Ganjar berpasangan dengan Yenny Wahid paling banyak dipilih. Prabowo dinilai paling layak berpasangan dengan Erick Thohir 34,7 persen, sedangkan Anies dengan Agus Harimurti Yudhoyono 34,4 persen.

“Ganjar-Yenny, Prabowo-Erick, dan Anies-AHY paling banyak dipilih publik sebagai pasangan capres-cawapres,” kata kata dia.

Menurut Rudi munculnya nama Yenny sebagai cawapres Ganjar cukup mengejutkan, mengingat belum banyak dukungan yang muncul terhadap Yenny.

“Sejauh ini baru Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang secara terbuka mendukung Yenny berpasangan dengan Ganjar,” ujar Rudi.

Figur Yenny yang merupakan putri mendiang Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menjadi salah satu faktor tingginya dukungan. Yenny dikenal publik sebagai penerus ide-ide toleransi beragama yang terutama masif di kalangan intelektual Nahdlatul Ulama (NU).

Selain Yenny, sejumlah nama lain yang dianggap layak mendampingi Ganjar adalah Erick (21,7 persen), Airlangga Hartarto (11,2 persen), dan Ridwan Kamil (8,3 persen). Ada pula tokoh NU lainnya yang juga Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (3,6 persen).

Berikutnya, Puan Maharani (2,9 persen), Sandiaga Uno (2,5 persen), dan AHY (1,8 persen). Selain itu, ada pula Anies Baswedan (1,4 persen), Andika Perkasa (1,1 persen), sedangkan nama-nama lain relatif kecil dukungannya, dan sisanya tidak tahu/tidak jawab 4,0 persen.

Sementara itu, Erick yang diketahui sebagai figur pengusaha profesional pendukung kuat Jokowi dianggap cocok mendampingi Prabowo.

“Pasangan Prabowo-Erick bisa menjadi pelanjut gagasan Jokowi untuk membangun Indonesia menjadi negara yang maju dan kuat,” kata Rudi.

Selain Erick, lanjutnya, ada pula nama-nama lain yang berpeluang menjadi pasangan Prabowo, di antaranya Puan (18,6 persen) dan Anies (15,7 persen).

“Muhaimin yang digadang-gadang berpasangan dengan Prabowo hanya mendapat dukungan 10,3 persen dari pemilih Prabowo,” kata Rudi.

Lalu, RK (5,0 persen), Airlangga (3,3 persen), Khofifah (2,9 persen), AHY (2,1 persen), dan Andika (1,7 persen). Berikutnya, Sandi (1,2 persen), Ganjar (0,8 persen), dan Yenny (0,8 persen).

Masih ada beberapa nama lain dan sisanya tidak tahu/tidak jawab 2,1 persen. Sementara, kuatnya nama AHY sebagai sosok cawapres yang tepat buat Anies paling santer digaungkan.

"Koalisi yang dibentuk NasDem masih terbentur pada pemilihan cawapres, di mana PKS dan Demokrat saling berebut untuk mengusulkan tokoh masing-masing,” kata Rudi.

Selain AHY, nama yang patut dipertimbangkan sebagai pasangan Anies adalah Andika Perkasa (26,7 persen), Puan (10,8 persen), Sandi (5,1 persen), dan Khofifah (3,1 persen). Berikutnya, Erick (2,6 persen), RK (2,1 persen), Airlangga (2,1 persen), dan Ganjar (2,1 persen).

“Ahmad Heryawan yang diusulkan PKS sebagai cawapres Anies hanya didukung 1,5 persen pemilih Anies,” kata Rudi.

Selain itu, kata dia ada Yenny (1,0 persen), serta nama-nama lain yang kecil dukungannya, dan sisanya tidak tahu/tidak jawab 6,6 persen.

Survei Y-Publica dilakukan pada 27 Oktober-1 November 2022 kepada 1.200 orang mewakili seluruh provinsi di Indonesia. Data diambil melalui wawancara tatap muka terhadap responden yang dipilih secara multistage random sampling dengan margin of error plus minus 2,89 persen, tingkat kepercayaan 95 persen.