Mengapa Penutupan Jendela Transfer Liga Eropa Berbeda-beda?

Jakarta, era.id - Jendela transfer Liga Inggris telah ditutup. Semua klub Liga Premier tak lagi diperkenankan belanja pemain. Danny Ings yang direkrut Southampton dari Liverpool merupakan transaksi terakhir di liga Negeri Ratu Elizabeth.

Dilansir dari Mirror, Jumat (10/8/2018) alasan lebih cepatnya batas akhir jendela transfer musim panas Liga Inggris merupakan hasil voting klub-klub Inggris pada September 2017 lalu. Beberapa manajer tim kerap mengeluhkan jadwal jendela transfer yang baru ditutup pada akhir Agustus ketika Liga Inggris sudah berjalan.

Mereka berpendapat, kedatangan pemain baru setelah musim berjalan bisa menggangu komposisi skuat yang telah ditentukan. Chief Executive EFL (English Football League), Shaun Harvey, mengatakan, dimajukannya batas akhir jendela transfer merupakan upaya agar manajer bisa mendapatkan stabilitas tim sebelum musim dimulai. 

Kepa Arrizabalaga merupakan penandatanganan termahal musim ini. Kiper Spanyol didatangkan Chelsea dari Athletic Bilbao dengan nilai transfer 71 juta poundsterling. Di bawahnya berturut-turut ada Alisson (£67 juta), Riyad Mahrez (£60 juta), Jorginho (£ 57 juta), dan Naby Keita (£54 juta).

Sementara Tottenham Hostpurs, menjadi tim pertama dalam sejarah Liga Premier yang tidak membeli satu pun pemain di jendela transfer musim panas. Ini merupakan rekor baru. 

Seperti halnya Liga Inggris, Liga Italia juga memindahkan batas akhir jendela transfer mereka ke tanggal 17 Agustus, sehari sebelum kick-of Serie A. Alasan mereka pun sama. Demi menjaga kerangka tim yang sudah disusun.

Namun demikian, untuk liga-liga besar Eropa lain, jendela transfer masih terbuka lebar sesuai deadline yang telah ditetapkan FIFA selaku pemegang kekuasaan tertinggi sepak bola sejagat. Jendela transfer Liga Spanyol, Jerman, dan Prancis ditutup 31 Agustus 2018.

Baca Juga : Kepindahan Danny Ings ke Saints Transfer Paling Dramatis

 

Tag: suporter sepak bola