Kerugian Gempa Lombok Capai Rp5,04 Triliun

Jakarta, era.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat jumlah kerugian materiel dari gempa 7 Skala Richter (SR) yang terjadi di Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB) mencapai Rp5,04 triliun.

Sementara, ribuan orang menjadi korban. Di mana korban meninggal dunia sebanyak 436 orang. Lalu, korban luka-luka mencapai 1.353 orang, di antaranya 783 orang luka berat dan 570 orang luka ringan. Korban luka-luka paling banyak terdapat di Lombok Utara sebanyak 640 orang.

"Lombok Utara adalah daerah yang paling terdampak gempa karena berdekatan dengan pusat gempa 7 SR," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangannya, Senin (13/8/2018).

(Foto: Istimewa BNPB)

Sementara itu, berdasarkan data dari Posko Tanggap Gempa Lombok sebaran pengungsi tercatat sebanyak 352.793 orang. Secara umum mereka yang mengungsi di lapangan atau lahan terbuka mendirikan tenda bantuan dari BNPB, TNI, Polri, Kemensos, Kementerian PU, Pemda, NGO dan lainnya.

"Jumlah pengungsi sering berubah, hal ini disebabkan banyaknya pengungsi pada siang hari yang kembali ke rumahnya atau bekerja di kebun dan kembali lagi ke pengungsian pada malam hari," jelas Sutopo.

Distribusi bantuan logistik ke pengungsi juga terus dilanjutkan ke seluruh pelosok daerah yang terdampak gempa. Bantuan air bersih dilakukan dengan tanki air. Bak-bak penampungan air dan hidran umum di pengungsian juga terus ditambah.

Sutopo menyebut, kebutuhan mendesak yang dibutuhkan para pengungsi hingga saat ini adalah tenda, selimut, makanan siap saji, terpal alas tidur, MCK, air bersih, perbaikan jaringan komunikasi, penerangan atau listrik, kendaraan untuk distribusi logistik, dan kebutuhan dasar sehari-hari.

(Dok.BNPB)

Terlebih dalam pendistribusian logistik bagi para korban di pengungsian dikarenakan masih banyak akses jalan yang rusak dan minimnya transportasi. "Untuk mengatasi ini, tiga helikopter dari BNPB, TNI dan Basarnas digunakan untuk distribusi bantuan ke daerah terisolir," lanjut Sutopo.

Dampak kerugian ekonomi akibat gempa di Nusa Tenggara Barat sangat besar. Kedeputian Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB terus melakukan penghitungan kerusakan dan kerugian akibat gempabumi di NTB. Kerusakan dan kerugian tersebut berasal dari sektor permukiman, infrastruktur, ekonomi produktif, sosial budaya dan lintas sektoral. 

"Kerusakan dan kerugian  terbanyak adalah sektor permukiman yang kenyataan puluhan ribu rumah penduduk rusak berat, bahkan banyak yang rata dengan tanah," imbuhnya.

"Secara wilayah, kerusakan dan kerugian akibat gempa di NTB paling banyak adalah di Kabupaten Lombok Utara yang mencapai lebih dari Rp2,7 triliun. Sedangkan di Kabupaten Lombok Barat mencapai lebih dari Rp1,5 triliun, Lombok Timur Rp417,3 miliar, Lombok Tengah Rp174,4 miliar dan Kota Mataram Rp242,1 miliar," papar Sutopo.

Hingga kini, proses evakuasi korban yang tertimbun bangunan runtuh dan longsor masih dilakukan oleh Tim SAR gabungan. BNPB juga masih terus melakukan pendataan dan perhitungan ekonomi dari dampak gempa.

Tag: gempa gempa ntb