Fit and Proper Test Calon Panglima TNI, KSAL Yudo Singgung Laut China Selatan hingga Pemilu 2024
ERA.id - Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono memaparkan visi misi calon panglima TNI dalam uji kelayakan dan kepatutan atau fit and proper test di Komisi I DPR RI, Jakarta, Jumat (2/12/2022). Dalam paparannya, Yudo menyinggung sejumlah situasi strategis global dan nasional.
Untuk tingkat nasional, Yudo menyebut, kondisi keamanan cukup stabil. Meski begitu, terdapat beberapa isu yang cukup menonjol seperti pembangunan ibu kota negara (IKN) hingga tahun politik jelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
"Secara umum, kondisi keamanan Indonesia cukup stabil, meskipun masih diwarnai oleh beberapa isu menonjol," kata Yudo.
"Mulai dari gangguan keamanan di daerah tertentu, rencana pembangunan ibu kota negara baru, dinamika politik menjelang pesta demokrasi 2024, kenaikan harga BBM dan kebutuhan bahan pokok, serta percepatan penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional," paparnya.
Sementara dalam tataran global, Yudo menyinggung soal situasi geopolitik dunia yang masih dihadapkan oleh sejumlah isu. Diantaranya seperti kemajuan teknologi informasi dan digital beserta dampaknya, konflik kepentingan dan kekuatan negara-negara besar, serta konflik perang Rusia-Ukraina.
"Konflik kepentingan dan kompetisi kekuatan negara-negara besar, terlebih situasi konflik terbuka Rusia-Ukraina saat ini persaingan dagang dan investasi, dampak perubahan iklim, wabah penyakit dan biosecurity, serangan siber serta ada potensi ancaman kelangkaan pangan dan energi," kata Yudo.
Sementara dalam situasi regional terjadi potensi ketegangan di Asia Pasifik akibat kehadiran kekuatan asing di Laut Cina Selatan.
"Potensi instabilitas kawasan Asia Pasifik mengemuka sebagai akibat dari adanya ketegangan dan kehadiran kekuatan asing di wilayah laut cina selatan. Konflik di semenanjung korea, dan potensi konflik antara Tiongkok dan Taiwan yang mengemuka akhir-akhir ini, di samping itu terdapat pula penguatan keja sama keamanan antara US, Australia India dan Jepang serta munculnya aliansi antara Australia, Inggris, dan US untuk mengimbangi strategi belt and road inisiatif RRC," papar Yudo.