Hadirkan NIKI Hingga Rich Brian, Head in the Cloud Jakarta Tuai Kecaman Penonton
ERA.id - Konser Head in the Cloud Jakarta yang dipersembahkan oleh 88 Rising menelan kekecewaan dari penonton. Konser yang menghadirkan NIKI hingga Rich Brian itu menuai kecaman dari para penonton.
Luapan kekecewaan dan kritik pedas atas konser Head in the Cloud Jakarta ini muncul melalui kolom komentar akun resmi dari konser tersebut. Penonton mengeluhkan berbagai hal yang dinilai tidak dipersiapkan dengan matang oleh pihak penyelenggara.
Keluhan ini diawali dengan akses suttle bus yang tidak diatur dengan baik oleh manajemen. Di mana para penonton harus mengantre panjang karena ketersediaan bus yang minim dengan jumlah penonton yang membeludak.
"Benar-benar nggak profesional dan kesenjangan kelas GA dan VIP nya nyata banget, ngatur bus pulang kacau banget, di apartemen Tokyo tower sampai ada yang pingsan, crowd control kurang nggak ada yang ngatur. Jelas udah bisa ngitung jumlah orang yang balik ke Tokyo tower berapa masa ya nggak bisa ngitung kaya gitu, Bukan tiket murahan, tapi nggak profesional BANGET. Kalau bukan karena Niki Zefanya nggak bakal dateng kesana. Kasihan talent-nya jadi nggak baik namanya karena promotornya kacau banget," kata @naniesherdi****.
"Terus buat yang naik kendaraan umum gimana? Kemarin banyak yang luntang lantung nggak dapat kendaraan, minimal shuttle ke PIK1 aja udah alhamdulillah. Masalahnya di venue nggak ada sinyal dan kendaraan umum," ujar @andish****.
"Shuttle access is the most important. Semalem saya sama teman-teman lari-larian udah kayak dikejar zombie," timpal @flamin****.
"Yang Shuttle tolong banget min beneran dibanyakin kendaraannya. Kemaren kasian banget banyak yang baru balik jam 3 Shubuh, padahal bubaran acara jam 11," kata @adityapr****.
Bukan hanya itu saja, keberadaan 'jembatan' yang menghubungkan panggung 88 Stage dengan panggung Double Happiness juga tak luput dari kritik penonton. Hal ini lantaran penonton harus berjalan sangat jauh untuk mencapai panggung satu dengan yang lainnya.
Kejadian ini pun menyebabkan beberapa penampil di panggung Double Happiness tidak memiliki penonton lantaran jarak yang memisahkan tersebut sangat jauh dan tidak ada kendaraan yang dapat membantu penonton.
"Nggak kasihan kak sama artis di Double Happiness? They're robbed. Kemaren aja yang lumayan penuh cuma Atarashii, emang nggak bisa ya jembatan diatur sama crowd management?" kata @afiantorama****.
"JEMBATANNYAAAA YANG PENTING. SAYA KAYAA LAGI MANASIK HAJI KAK," ujar @yahyamu****.
"Sumpah jembatan tuh kunci banget. Gimana kita mau main ke double happiness stage kalau emang harus muter jauh. Padahal buat menghargai artis yang tampil di double happiness stage juga," ungkap @levanasta****.
Selain itu, penonton juga turut mengeluhkan adanya kamera profesional dan rokok yang sudah dilarang untuk dibawa ke dalam vanue konser. Keluhan ini juga turut disampaikan penonton ke pihak promotor melalui media sosial.
Lalu, keluhan yang juga disampaikan ialah prihal ketersediaan makanan dan minuman yang cepat habis sebelum konser selesai. Pengunjung juga harus berjalan jauh untuk bisa membeli makanan maupun minuman.
"ADA YANG BAWA KAMERA PRO KEMAREN! TOLONG HARI INI DIPERKETAT LAGI PENGECEKAN BARANGNYA KARENA SANGAT MENGGANGGU ORANG LAIN YANG NONTON," kata @ridak****.
"Min, rokok termasuk prohibited items kan? Kemaren banyak banget yang ngerokok. Rokok beneran rokok min! Tolong dong pengecekannya diperketat," timpal @wula****.
"Mau info aja min kemarin ada yang bawa audio recorder professional," kata @cherieoctavi****.
"Antrian makanan juga chaos banget. Contohlah wethefest dan DWP. Antrian FNB rapih dan hanya 1 antrian. Begitu depan counter kasir baru bs pilih makanan dari berbagaj restoran. Selama werhefest dan DWP tidak permah ada kehabisan makanan," kata @makansampaiken****.
"Soal jembatan, sebenernya tujuan paling mayor itu bukan karena kita mau ke stage sebelah (itu mah bodo lah ampe artis di double hapiness nggak ada yang nonton juga), TAPI FNB NYA CUMA ADA DI SEBELAH, mau makan aja perjuangan banget, mana rata-rata nggak enak lagi makanannya kek buru-buru masaknya," ungkap @reinosuke****.
Beragam keluhan itu sejauh ini belum mendapat tanggapan dari pihak 88Rising. Namun memantau laman komentar akun resmi Head in the Cloud, promotor beberapa kali merespon keluhan penonton dan berusaha untuk memperbaikinya.
Diketahui konser Head in the Cloud Jakarta dimeriahkan oleh NIKI, Yoasobi, Joji, Bibi, Warren Hue, (G)I-DLE, Jackson Wang, EAJ, Milli, Stephanie Poetri, hingga Rich Brian. Konser tersebut digelar selama dua hari dari 3 hingga 4 Desember 2022 di Community Park PIK2.