Indonesia Dapat Tambahan Kuota Beasiswa dari Al-Azhar, Jadi 250 Mahasiswa

ERA.id - Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas hari ini bertemu dengan Grand Syeikh Al Azhar (GSA), Prof Dr Ahmed Al Tayeb. Menag berharap Al Azhar dapat menambah kuota beasiswa untuk mahasiswa Indonesia.

"Alhamdulillah, siang ini waktu Kairo, saya diterima Grand Syekh Al Azhar, Prof Dr Ahmed Al-Tayeb. Saya sampaikan harapan akan penambahan kuota beasiswa dan beliau merespons dengan baik," terang Menag Yaqut di Kairo, Kamis (22/12/2022).

Dalam pertemuan yang berlangsung di Masyikhatul Azhar, Menag juga mengajukan permohonan agar asrama yang dulu dijadikan sebagai tempat isolasi bagi penderita Covid-19 dapat difungsikan kembali sebagai asrama mahasiswa. 

Terhadap usulan Menag, Syeikh Ahmed Al Tayeb menyambut baik. Pihaknya akan menambah kuota beasiswa dari 200 menjadi 250 mahasiswa. "Kami akan menambah beasiswa bagi calon mahasiswa Indonesia di Al Azhar dari 200 menjadi 250. Kami sangat respek kepada anak-anak Indonesia yang berakhlak mulia, santun, ramah, dan tekun, serta memiliki minat dan motivasi tinggi terhadap pendidikan," ujar Syeikh Ahmed Al-Tayeb.

Tentang asrama, Guru Besar Bidang Akidah dan Filsafat ini menyampaikan bahwa itu memang akan diaktifkan kembali sebagai asrama mahasiswa. "Insya Allah, tempat isolasi Covid-19 akan difungsikan kembali sebagai asrama mahasiswa, khususnya bagi mereka yang mendapat beasiswa Al-Azhar melalui jalur Kementerian Agama," sebutnya. 

"Namun, saya meminta kepada pihak Kedutaan agar ikut mendampingi mereka dalam peningkatan kegiatan-kegiatan ilmiah, sosial, keagamaan, dan kebudayaan," sambungnya.

Grand Syeikh menambahkan bahwa pihaknya sangat antusias untuk memberikan perhatian kepada mahasiswa Indonesia. Grand Syeikh juga berharap pihak kedutaan Indonesia di Mesir bisa bekerja sama dengan Al Azhar untuk memberikan perhatian kepada mahasiswa.

Menag Yaqut berterima kasih atas sambutan dan respons baik dari Grand Syeikh Al Azhar. Menag juga menyampaikan salam dan undangan khusus dari Wakil Presiden, KH Ma'ruf Amin, untuk menghadiri Muktamar Fikih Peradaban pada 6 Februari, 2023. 

"Terima kasih atas undangan untuk menghadiri Muktamar Fikih Peradaban. Ini merupakan kehormatan, dan insya Allah saya akan hadir jika tidak ada halangan nanti," tegas Syeikh Thayeb.

Grand Syeikh Al Azhar mengapresiasi inisiatif Indonesia menggelar Muktamar Fikih Peradaban. Prof Ahmed Al Tayeb yakin bahwa kegiatan itu sangat penting. "Saya yakin yang akan dihasilkan juga sangat penting sekali, terutama terkait pentingnya meluruskan salah paham tentang Islam dan Islamphobia di wilayah Asia dan Asia Tenggara," sebutnya.

Selain dengan Grand Syeikh Al-Azhar, Menag juga bertemu dengan Grand Mufti Mesir, Sheikh Prof Dr Syauqi Allam. Menag juga menyampaikan undangan khusus dari Wapres untuk hadir pada Muktamar Fikih Peradaban tahun depan. 

Dijelaskan Gus Men, sapaan akrab Menag, Muktamar Fikih Peradaban dihelat sebagai langkah yang sangat kontekstual. Menurutnya, Islam merupakan agama komprehensif yang mampu menjawab berbagai persoalan kehidupan manusia.

"Islam itu begitu terbuka dan perlu dipromosikan. Kami berharap agama lain juga melakukan hal yang sama, sehingga akan terjalin kehidupan umat manusia yang rukun dan harmonis," jelasnya.

Grand Mufti Mesir berterima kasih dan mengapresiasi atas rencana penyelenggaraan Muktamar Fikih Peradaban. Dia berharap bisa hadir dalam kegiatan tersebut.

"Kami sangat berterima atas undangan muktamar peradaban yang merupakan langkah-langkah penting bagi upaya menyebarkan Islam wasathiyah serta menyampaikan hakikat Islam kepada dunia. Melalui kegiatan tersebut diharapkan dapat mencegah Islamophobia dan kesalahpahaman terhadap Islam", ujarnya.