Meski Ada Ma'ruf, Jokowi Tetap Diserang Isu Agama
Iya, Ma'ruf Amin kita semua ketahui adalah seorang ulama yang amat terpandang. Selain mengetuai Majelis Ulama Indonesia (MUI, Ma'ruf Amin juga diketahui sebagai salah satu sosok penting di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU). Tapi, namanya politik, selalu ada celah untuk bermain.
Ini masih prediksi, sih. Wakil Ketua Setara Institute, Bonar Tigor Naipospos yang memberikan prediksi ini. Kata Bonar, berkaca pada Pilpres 2014, pengangkatan Jusuf Kalla (JK) yang notabene adalah Ketua Dewan Masjid Indonesia sebagai wakil presiden enggak bikin kubu Jokowi bebas dari serangan isu agama.
Parahnya malahan pada Pilpres 2014 lalu, Jokowi diserang dengan tuduhan sebagai turunan dan antek Partai Komunis Indonesia (PKI). Jadi, Bonar pikir, pengangkatan Ma'ruf Amin pun enggak akan serta merta bikin Jokowi bebas dari serangan isu agama. Ma'rufnya barangkali aman, tapi enggak buat Jokowi.
"Meskipun Jokowi pilih Ma'ruf (sebagai cawapres), tidak jaminan isu agama tidak dimainkan. Serangannya nanti enggak ke Ma'ruf, tapi ke Jokowi," kata Bonar di Kantor Setara Institute, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (20/8/2018).
Lebih lanjut, Bonar berasumsi, jika pertarungan politik 2019 nanti terjadi antara kelompok Islam agamis dan Islam moderat, konflik kebebasan beragama dan keyakinan akan kembali menyeruak akibat perseteruan politik kedua kubu itu.
Ditemui di kesempatan yang sama. Direktur Riset Setara Institute, Halili mengungkap analisa lebih buruk soal Jokowi, Ma'ruf Amin, serta dinamika politik dalam pilpres mendatang. Menurutnya, keputusan memilih Ma'ruf Amin jelas telah salah sejak awal. Pengangkatan Ma'ruf Amin, katanya akan memperburuk situasi kebebasan beragama dan berkeyakinan.
Halili menganalogikan keputusan Jokowi dengan menyapu lantai kotor dengan sapu yang juga kotor. Enggak ada kata lain selain sia-sia, begitu kira-kira maksud Halili. Bukan apa-apa, menurut riset yang dilakukan Setara, nyatanya banyak masyarakat yang menaruh kecurigaan bahwa pengangkatan Ma'ruf Amin adalah upaya koalisi Jokowi untuk membungkam fatwa-fatwa MUI.
Menurut Halili, jika alasan Koalisi Indonesia Kerja (KIK) mengangkat Ma'ruf Amin sebagai upaya memperluas akseptabilitas, pengangkatan ini jelas keliru. Sebab, menurut Halili, akseptabilitas Ma'ruf Amin sebagai tokoh agama jauh lebih diterima ketika dirinya memimpin MUI dan dapat berdiri di atas semua golongan.