Ditanya Kapan Reshuffle, Jokowi: Besok
ERA.id - Presiden Joko Widodo buka-bukaan kapan akan merombak kabinet. Sambil berkelakar, orang nomor satu di Indonesia itu bakal melalukan reshuffle besok. Hal itu disampaikan di sela-sela kunjungan kerja ke Dumai, Riau, Kamis (5/1/2023).
"Besok, ya besok," kata Jokowi.
Namun, dia langsung menambahkan bahwa kata 'besok' bisa berarti keesokan hari, lusa, bahkan pekan depan.
"Ya besok bisa Jumat, bisa Senin, bisa Selasa, bisa Rabu," kata Jokowi.
Sebelumnya, mantan gubernur DKI Jakarta itu sempat juga menjawab soal reshuffle. Namun dia tak menjawab tegas.
Hal itu disampaikan di sela-sela kunjungannya ke Pasar Tanah Abang, Jakarta, Senin (2/1/2023).
"Tunggu saja," kata Jokowi sambil tersenyum.
Saat disinggung soal isu reshuffle untuk menyingkirkan salah satu menteri dari Partai NasDem, Jokowi juga kembali tersenyum.
Dia juga tak banyak menjawab soal kapan reshuffle akan dilakukan.
"Ditunggu saja, ditunggu," kata mantan wali kota Solo itu.
Seperti diketahui, isu reshuffle kembali mencuat sejak akhir tahun 2022. Presiden Joko Widodo juga beberapa kali memberikan sinyal akan merombak kembali kabinetnya.
Belakangan, PDI Perjuangan paling keras mendorong reshuffle dilakukan, khususnya terhadap menteri-menteri yang berasal dari Partai NasDem.
Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat menilai, menteri-menteri dari NasDem sebaiknya mengundurkan diri saja.
Hal ini merespons kinerja sejumlah menteri dari Partai NasDem dan juga sikap partai besutan Surya Paloh yang belakangan mendeklarasikan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden (capres) 2024.
"Satu, kinerjanya. Dua, termasuk partainya. Kalau memang gentle betul, sudah seperti itu, akan lebih baik untuk menteri-menterinya, lebih baik mengundurkan diri, itu lebih gantle," tagas Djarot di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta, Selasa (3/1).
Menurut Djarot, menteri-menteri dari NasDem sudah tak cocok lagi mengerjakan program-program Jokowi. Terlebih, NasDem sempat menyebut Anies sebagai antitesa Jokowi.
"Sebab mungkin agak tidak cocok dengan kebijakan Pak Jokowi. Termasuk yang disampaikan adalah sosok antitesis Pak Jokowi," ucapnya.