Ada Cuaca Ekstrem, Pemprov Jateng Imbau Nelayan Tak Melaut
ERA.id - Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah mengimbau para nelayan menunda berbagai kegiatan di laut sampai cuaca normal guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
"Kami mengimbau nelayan di pantai utara dan pantai selatan menunda berlayar akibat cuaca ekstrem yang menyebabkan ketinggian ombak mencapai 1,25 meter hingga 4 meter," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah Fendiawan Tiskiantoro di Semarang, Jumat (6/1/2023).
Menurut dia, imbauan tersebut sudah diterbitkan melalui Himpunan Nelayan Seluruh Indonesaia (HNSI) dan Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Jawa Tengah.
Ia menjelaskan isi surat imbauan itu adalah permintaan agar para nelayan menunda keberangkatan kapal mengingat cuaca ekstrem dan tinggi gelombang pantura dan pansela yang berkisar 1,25-2,5 meter hingga 2,5-4 meter.
"Kepada semua Kepala Pelabuhan Perikanan dan Syahbandar Perikanan diminta untuk memantau aktivitas kapal penangkap ikan di pelabuhan dan bila kondisi cuaca tidak memungkinkan, maka penerbitan SPB (surat persetujuan berlayar) ditunda sampai kondisi cuaca normal kembali dan memungkinkan kapal untuk berangkat," ujarnya.
Sebagai konsekuensi adanya imbauan tidak melaut sementara, Pemprov Jateng memberikan bantuan secara bertahap berupa kebutuhan pokok kepada ratusan nelayan.
"Kemarin, kami bantu 146 paket sembako untuk keluarga nelayan di Kelurahan Tambaklorok, Semarang," katanya.
Ia menyebut sekitar 90 persen kapal nelayan di Kabupaten Cilacap tidak melaut, adapun yang kini belum kembali ke kampung asal, memilih di Pantai Pacitan dan Sendang Biru Provinsi Jawa Timur, sedangkan kapal dari pantura sebanyak 70 persen, bersandar di kolam pelabuhan dan berlindung di pulau terdekat seperti di Legon Bajak, Karimunjawa sambil menunggu cuaca membaik.
Fendi mengungkapkan cuaca buruk mengakibatkan jumlah tangkapan nelayan menurun, yang mana pada November 2021 tercatat sebanyak 35.031 ton, November 2022 hanya 12.397 ton atau turun 64,61 persen, sedangkan produksi penangkapan ikan pada Desember 2022 masih dalam penghitungan di masing-masing pelabuhan.
"Adanya, cuaca ekstrem berdampak pada berkurangnya ikan hasil tangkapan nelayan dan aktivitas pelelangan ikan di tempat pelelangan ikan," ujarnya. (Ant)