Tiko Dituding Bukan Anak Kandung, Kerabat Jauh Herman Moedji Susanto Ungkap Faktanya: Saya Ikut Mengantarkan
ERA.id - Kisruh antara Tiko dan keluarga ayahnya, Herman Moedji Susanto makin memanas. Bahkan, cucu Herman menyebut Tiko bukan anak kandung dari pernikahan Ibu Eny dan Pak Herman. Kini, pria yang mengaku kerabat jauh mereka buka suara mengenai tudingan yang beredar.
Kerabat jauh Herman dan Ibu Eny bernama Sumaryono mendadak muncul untuk mengungkapkan fakta dibalik isu Tiko bukan anak kandung. Mulanya, Sumaryono mengaku kedekatannya dengan keluarga Ibu Eny masih terikat persaudaraan.
"Saya dengan ibu Eny itu karena satu desa biasanya itu masih ada hubungan cuma kita kerabatnya itu nggak terlalu dekat, kita hanya satu nenek dan kakek masih saudara," ujar Sumaryono, dikutip dari kanal YouTube DenDenny pada Senin (9/1/2023).
"Saya dengan ibu Eny itu karena satu desa biasanya itu masih ada hubungan cuma kita kerabatnya itu nggak terlalu dekat, kita hanya satu nenek dan kakek masih saudara. Mangkanya kita panggil pak Puh, jadi posisinya masih tua keluarga dia dari pada keluarga saya," lanjutnya.
Sumaryono mengaku menjadi salah satu saksi pernikahan Ibu Eny dan Herman yang dalam ingatannya berlangsung sekitar 1996. Ia mengatakan bahwa Tiko lahir tiga tahun kemudian, tepatnya tahun 1999. Itu berarti, Tiko merupakan anak kandung dari Ibu Eny dan Herman.
"Pak Herman dan Bu Eny menikah tahun 1996 dan Tiko lahir tahun tahun kemudian. Dulu waktu ibu Eny menikah saya juga ikut mengantarkan pada tahun kira-kira tahun 1996 atau 1997," katanya.
Sang kerabat jauh menyebut pernikahan Herman dan Ibu Eny rupanya dari perjodohan. Saat itu, Herman meminta seorang janda yang belum memiliki anak.
"Waktu nikah dengan ibu Eny itu, pak Herman ini di jodohkan dengan keponakannya sendiri, dia mintak dicarikan janda yang nggak punya anak untuk mendampingi dia," tuturnya.
Sumaryono menyebut ayah Tiko pergi karena kondisi ekonominya menurun. Menurutnya, ibu Eny tak bisa menerima keadaan ayah Tiko kala itu. Yang lebih parah, ayah Tiko diusir dengan mengendarai mobil truk dan membawa barang-barangnya.
"Pak Herman waktu itu bukannya meninggalkan ibu Eny, tetapi mereka sempat adu cekcok rumah tangga mungkin karena masalah ekonomi, saat itu pak Herman bisnisnya mulai menurun, mungkin juga ibu Eny nggak terima," terangnya.
"Yang lebih sedih lagi, pak Herman itu di suruh pergi bareng sama truk angkutan barangnya," lanjutnya.