PUPR Sebut Bendungan Kuwil Kawangkoan Mampu Kurangi Banjir di Manado
ERA.id - Pemerintah optimis Bendungan Kuwil Kawangkoan dapat mengurangi banjir di Kota Manado dengan mengendalikan debit Sungai Tondano melalui penutupan pintunya saat terjadi hujan deras di daerah itu.
"Fungsi Bendungan Kuwil adalah menahan air dari Airmadidi, Danau Tondano dan bagian hulu lainnya yang terjadi di Kota Manado dengan intensitas curah hujan maksimum 300 milimeter yang sangat besar," kata Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan sekaligus Juru Bicara Kementerian PUPR Endra S. Atmawidjaja dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (29/1/2023).
Menurut Endra, bukit-bukit di wilayah Manado juga turut berkontribusi meningkatkan nilai air limpasan air hujan di atas permukaan tanah (run off) dan tertampung di Sungai Tondano yang letaknya di hilir Bendungan Kuwil.
Bendungan Kuwil Kawangkoan dibangun utamanya bertujuan untuk mengurangi banjir Kota Manado dan sekitarnya sebesar 25 persen (146,6 m3/detik) yang terkoneksi dan berada dalam satu sistem dengan Sungai dan Danau Tondano.
Senada, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bapelitbangda) Manado Liny Tambajong menyebut bahwa dampak banjir yang terjadi di Manado mampu direduksi dengan keberadaan Bendungan Kuwil.
Menurut dia, Bendungan Kuwil mampu mengurangi banjir dari intensitas curah hujan tinggi yang menyebabkan luapan air pada pertemuan Sungai Tondano dan Sungai Tikala yang berada di hilir.
"Selain itu terjadi penyumbatan pada saluran drainase Kota Manado dan anak Sungai Tondano," ujar Tambajong.
Tambajong menambahkan, Tim Satuan Tugas (Satgas) Bencana Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi I Kementerian PUPR telah melakukan evakuasi warga terdampak banjir menggunakan perahu karet dan membawa bantuan makanan.
"Tim juga menyiapkan bahan dan alat berat untuk penanganan darurat, serta terus melakukan pengamatan tinggi muka air pada Bendungan Kuwil Kawangkoan," tambahnya.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), banjir di Kota Manado 2023 menggenangi empat kecamatan dan 19 kelurahan, yakni banjir akibat debit Sungai Bailang satu kecamatan (3 kelurahan), banjir akibat debit Sungai Mahawu satu kecamatan (5 kelurahan) dan banjir Sungai Tikala dua kecamatan (11 kelurahan).
Jumlah kecamatan terdampak tersebut lebih sedikit jika dibandingkan dengan banjir besar yang melanda Kota Manado pada 2014 sebelum Bendungan Kuwil Kawangkoan dibangun.
Tercatat pada 2014, banjir Kota Manado terjadi dengan curah hujan maksimum 160 mm atau jauh di bawah curah hujan ekstrem 2023 sebesar 300 mm, telah menggenangi area 2000 hektare (ha) di delapan kecamatan dan 36 kelurahan, sedangkan pada tahun ini hanya 808 hektare.
Curah hujan dengan intensitas maksimum 300 mm pada tujuh pos pengamatan yang berbeda melanda sebagian wilayah Sulawesi Utara khususnya Kota Manado, sejak Jumat (27/1/2023) dini hari sampai pukul 15.30 WITA.
Curah hujan ekstrem tersebut telah mengakibatkan meluapnya Sungai Mahawu, Sungai Bailang dan Sungai Tikala.
Sebelumnya, Bendungan Kuwil Kawangkoan di Kabupaten Minahasa baru saja diresmikan Presiden Jokowi pada Kamis (19/1). (Ant)