Kisah Atlet Tembak yang Beraksi di Final dengan Peluru Pinjaman

Palembang, era.id - Petembak Indonesia, Anang Yulianto memang gagal di final 25 meter rapid fire putra Asian Games 2018. Tapi, Anang sudah tampil habis-habisan untuk membela nama Indonesia, bahkan dengan persiapan yang minim dan bermodal peluru pinjaman.

"Iya peluru pinjaman, mohon maaf," kata Anang kepada Antara usai pertandingan di Jakabaring Sport City, Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (25/8/2018).

Anang berada di ranking terakhir pada partai final karena hanya bisa mengumpulkan tujuh poin. Sementara itu, China merajai nomor ini karena dua petembaknya, Zhaonan Yao dan Junmin Lin berhasil meraih emas dan perak dengan skor masing-masing 34 dan 33.

Atlet Korea Selatan Junhong Kim meraih perunggu dengan 29 poin. Penampilan Anang di babak kualifikasi nomor ini sebenarnya sudah cukup bagus. Petembak 41 tahun ini mendapatkan 579 poin dan bertengger di ranking empat.

Selain itu, poin tersebut juga jauh lebih tinggi dari prestasinya di Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016 Jawa Barat. "Saat PON 2016 saya mendapat 569 poin, dan di babak kualifikasi kali ini poin saya lebih tinggi. Saya memecahkan rekor pribadi sendiri," ujarnya.

Ia mengatakan kegagalannya di final lebih disebabkan kurangnya persiapan untuk kejuaraan antar-bangsa di Asia itu. Pria yang juga anggota Korps Gegana Bribom Kelapa Dua ini hanya punya waktu dua bulan untuk berlatih, dan itu pun latihan tanpa peluru.

"Kami memang tidak pakai persiapan. Saya atlet nekad tanpa persiapan, datang langsung bertanding dan hanya modal mental," ujarnya.

Selama dua persiapan menjelang Asian Games di Palembang, Anang hanya berlatih mengangkat pistol dengan posisi menembak tapi tidak menggunakan peluru.

Amunisi baru bisa didapatkannya saat latihan resmi Asian Games 2018. Itu pun karena petembak asal Palembang yang bernama Maharani Ardi, berbaik hati meminjamkan 200 butir peluru untuk Anang.

"Sebanyak 200 butir peluru itu untuk PET (latihan), dan tanding kualifikasi dan final," katanya.

Ketika ditanya bagaimana ia akan mengembalikan 200 peluru pinjaman itu, padahal dirinya gagal di final, ia mengatakan, "Gampang nanti untuk kembalikannya, kalau dapat peluru saya kembalikan," kata Anang Yulianto.

Selama pertandingan Asian Games 2018, semua petembak memang membawa perlengkapan dan amunsisi masing-masing. Namun, untuk Indonesia, hanya petembak binaan PB Perbakin yang mendapat perlengkapan lomba dan dibiayai oleh pemerintah Indonesia untuk Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas).

Sementara itu, petembak seperti Anang dan lainnya dari nomor senjata shotgun harus membiayai pelatihan mereka sendiri. Dengan kegagalan Anang ini, Indonesia hanya meraih satu medali perak pada hari ini lewat petembak Muhammad Sejahtera Dwi Putra di nomor sepuluh meter running target campuran. 

Tag: asian games 2018