Pembuat Undangan Pernikahan Penguras Tabungan di WhatsApp Ditangkap di Wajo Sulsel
ERA.id - Tim Cyber Mabes Polri berhasil menangkap pria berinisial IA, pelaku pembuat undangan pernikahan palsu versi APK via WhatsApp, yang bisa menguras isi saldo tabungan para korban.
Kasus ini kemarin viral di media sosial. Adapun pelakunya ditangkap di Sulawesi Selatan. "Pembuatnya ini sudah ditangkap Tim Cyber Mabes Polri berdasarkan laporan korbannya," ujar Kepala Sub Direktorat Cyber Ditreskrimsus Polda Sulsel, Kompol Sutomo, Rabu (1/2/2023).
Pelaku diketahui berstatus mahasiswa, usia 20 tahun, asal Kabupaten Pinrang, Sulsel. AI membuat aplikasi tersebut, lalu diperjualbelikan, kemudian pembelinya memanfaatkan berbuat kejahatan menipu banyak korbannya.
"Jaringannya yang beli aplikasi tersebut. Sudah ada satu pelaku diamankan di Sumatera dan satu di Kabupaten Wajo. Saat ini kami sedang menangani perkaranya," ujar dia.
Modus yang dijalankan para pelakunya dengan menyebarkan secara acak ke media sosial WhatsApp dengan bentuk Surel atau aplikasi (apk) berisikan dokumen bertuliskan undangan pernikahan.
Selanjutnya, bila korban melihat ada pesan, lalu diminta untuk membukanya dengan pura-pura mengenali korban. Apabila korban terperdaya membuka pesan itu, maka otomatis terunduh hingga masuk ke sistem perbankan.
Dan bila korban nantinya membuka aplikasi perbankan di ponselnya, maka langsung terbaca pada sistem aplikasi pelaku, kemudian mengubah nomor pin dan menguasai. Selanjutnya, menguras isi tabungan korban dengan mentransfer ke rekening lain.
Aksi pelaku dalam kejahatan siber ini, kata Kompol Sutomo, telah terjadi di beberapa daerah termasuk Sulsel. Sejumlah korban bahkan telah melaporkan kejadian penipuan tersebut dengan kerugian puluhan juta.
"Korbannya yang melapor ada dua orang. Modus operandi dari kejahatan siber ini timbul karena adanya legal akses. Kami terus mengembangkan kasus ini dan membongkar jaringan-jaringannya," ungkap dia menjelaskan.
Pihaknya mengimbau masyarakat agar bijak bermedsos, tidak mudah tertipu dan tidak mudah terpengaruh bila ada menawarkan atau menginformasikan sesuatu dari orang yang tidak dikenal melalui media sosial.