Otorita IKN Ungkap Lebih dari 100 Investor Tertarik Investasi, Ini Sektor yang Paling Diminati
ERA.id - Kepala Otorita Ibu Kota Negara (OIKN) Bambang Susantono menyampaikan hingga akhir Januari 2023 tercatat lebih dari 100 investor telah menyatakan minat berinvestasi di IKN Nusantara, di mana 90 investor di antaranya telah menyampaikan Letter of Interest (LoI).
"Kita dapat banyak sekali sebenarnya, tapi sekarang portfolio yang aktif adalah ini (90 LoI)," katanya dalam Mandiri Investment Forum (MIF) 2023 Morning Talk di Jakarta, Kamis.
Sejumlah sektor investasi yang diminati para investor, di antaranya infrastruktur dan utilitas sebanyak 25 investor, edukasi 15 investor, konsultan 14 investor, perumahan 10 investor, komersial 9 investor, teknologi 6 investor, kesehatan 5 investor dan perkantoran sebanyak 6 investor.
Bambang menjelaskan saat ini ada tiga investor yang siap membangun hunian di IKN, yaitu Konsorsium CCFG Corp dan PT Risjadson Brunsfield Nusantara dengan investasi sebesar Rp30,8 trilliun. Selain itu, ada Korea Land and Housing Corp dengan investasi Rp8,65 trilliun dan PT Summarecon Agung Tbk sebesar Rp1,67 trilliun.
Melalui investasi tersebut nantinya akan dibangun 184 tower hunian dengan kapasitas 14.500 jiwa dan direncanakan akan selesai pada akhir 2024.
Sementara itu, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menjelaskan sejak 2019 hingga 2022, investasi di sektor industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya menunjukkan tren peningkatan hingga 177,9 persen dari Rp61,6 triliun menjadi Rp171,2 triliun.
Sektor lain yang menjadi primadona pada tahun 2022 adalah pertambangan, transportasi, gudang dan telekomunikasi, perumahan dan kawasan industri, serta industri kimia dan farmasi.
Oleh karena itu, pemerintah pun terus mendorong pengembangan hilirisasi sumber daya alam. Pemerintah pun telah memetakan total kebutuhan investasi Indonesia di sektor hilirisasi mencapai 545,3 miliar dolar AS untuk delapan sektor hilirisasi sumber daya alam.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menegaskan komitmen kuat perusahaan untuk mendukung dalam pengembangan IKN Nusantara, hilirisasi SDA dan optimalisasi energi bersih dan ekonomi hijau.
"Melalui Mandiri Investment Forum, Bank Mandiri Group berharap calon investor memperoleh update informasi mengenai peluang investasi di Indonesia dan sederet reformasi kebijakan yang telah diperkenalkan pemerintah untuk menggaet para investor. Lewat forum ini, Bank Mandiri Group berkomitmen memberi kontribusi untuk terus memperkuat pertumbuhan ekonomi di tengah meningkatnya risiko resesi global," ujar Darmawan.
Dari sisi keberlanjutan, Bank Mandiri sendiri secara konsisten mengembangkan ekosistem pembiayaan berkelanjutan dari hulu ke hilir serta framework ESG yang mengacu pada best practices.
Di tahun 2022, pembiayaan hijau Bank Mandiri mencapai sebesar Rp106 triliun atau sekitar 11,4 persen dari portfolio pembiayaan. Bank Mandiri juga meluncurkan 241 Smart Branch yang menurunkan carbon footprint dari mobilisasi masyarakat yang datang ke cabang serta inisiatif carbon insetting melalui penanaman mangrove dengan target seluas 500 Ha sampai dengan tahun 2025.
"Sejalan dengan kebijakan Pemerintah, perkembangan tren global dan untuk terus relevan dengan kebutuhan masyarakat, Mandiri Group sebagai satu kesatuan financial institution dengan keunikan ekosistem yang luas, akan terus mengembangkan inisiatif baik dari sisi digital maupun sustainability," kata Darmawan.