Lakukan Deteksi Dini Kanker Payudara, Pakar Hermatologi Onkologi Sebut USG Lebih Akurat Dibanding Mammografi

ERA.id - Kanker payudara adalah penyebab utama dari banyaknya kematian wanita akibat penyakit kanker. Untuk mendeteksi adanya kanker payudara, pakar hermatologi onkologi menyarankan untuk melakukan USG dibandingkan mammografi.

Umumnya wanita beresiko besar terkena kanker payudara. Penyakit ini dikenal sulit untuk disembuhkan dan kemungkinan penderita untuk sembuh sangat kecil. Maka dari itu, sangat wajar jika kanker payudara ditakuti oleh masyarakat, terutama wanita.

Jumlah penderita kanker bertambah setiap tahunnya dan angka prevalensi kanker pada setiap gender berbeda. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) menjadi cara mudah untuk mendeteksi kelainan pada ukuran, tekstur, serta bentuk payudara. Pemeriksaan ini juga bisa membantu deteksi dini kanker payudara, sehingga mengurangi risiko keparahannya. 

Hal ini diungkapkan langsung oleh dr. Jeffry Beta Tenggara Sp.PD - KHOM, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Hemato-Onkologi saat melalui acara konferensi pers RS Siloam memperingati hari Kanker Sedunia 2023.

Dokter Jeffry (Foto: Era.id/Adelia Hutasoit)

"Kanker payudara nomor 1 yang jadi permasalahan bagi wanita tahun 2018, tetap nomor satu itu payudara. Dengan dideteksi dini, berharap dokter spesialis bisa melakukan penanganan pertama," ujar Jeffry, saat ditemui di Aryaduta Suites, Karet Semanggi, Jakarta Selatan pada Selasa (7/2/2023).

Selain itu, pemeriksaan penunjang yang paling sering dilakukan pada payudara adalah USG payudara dan mammografi. Jeffry mengatakan USG payudara lebih diarahkan pada wanita berusia muda. Sementara, mammografi sekitar usia di atas 40 tahun.  

"Saat usia muda, kelenjar air susu atau payudara lebih banyak dibandingkan lemak sehingga USG (payudara) lebih valid hasilnya dibandingkan mammografi. Sedangkan mammografi itu terjadi diusia lebih lanjut yaitu 40 tahun. Kalau keduanya bisa dilakukan, ini bisa saling melengkapi," tuturnya.

"Kalau ada kecurigaan suatu kanker, tidak ada satu pun pemeriksaan yang bisa menggantikan selain biopsi, baru tegakkan diagnosis kanker, baru penentuan stadium," tambahnya.

Sebelum melakukan pemeriksa penunjang, wanita bisa mendeteksi dengan SADARI. SADARI dapat dilakukan 7-10 hari usai wanita menstruasi untuk mendapatkan hasil efektif. 

"Pegang sendiri (SADARI) ini hal paling mudah. Payudara berada di luar, berbeda dengan usus, paru itu di dalam. Artinya, saat mandi seharusnya setiap wanita bisa memegang sendiri artinya bisa mendeteksi awal," ucapnya.

Tak hanya usia tua, kanker payudara juga bisa menyerang perempuan usia belasan tahun. Maka dari itu, ia menekankan para perempuan harus lebih sering melakukan SADARI sebelum terjadi hal tidak diinginkan.

"Kalau ada riwayat (kanker payudara), bisa meningkatkan kesadaran untuk lebih teliti mengenali diri sendiri terutama payudara. Kalau kita bisa temukan pada stadium yang awal, survival rate-nya sangat tinggi dibanding stadium empat," jelasnya.

Menurutnya, penanganan pasien kanker payudara stadium lanjut harus multidisiplin dengan mengedepankan komunikasi yang efektif antara pasien dan dokter.

"Perawatan kanker payudara multidisiplin. Berbagai multidisplin bekerja dari seluruh dunia. Ada tim (penanganan), tiap minggu melakukan pembedahan kronologi dan memberikan panduan," paparnya.

"Jadi tergantung kita kapan terapi dan non terapi. Penentuan dari awal jenis kanker payudara bisa diketahui," lanjutnya.