Apa Maunya Andi Arief?

Jakarta, era.id - Dugaan mahar politik yang melibatkan bakal calon wakil presiden pendamping Prabowo Subianto, Sandiaga Uno kayaknya bakal terus-terusan buram nih, friends. Bukan apa-apa. Habis, Andi Arief, politikus Partai Demokrat yang pertama kali melempar isu ini terus-terusan mangkir dari panggilan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).

Coba saja, dalam pemanggilan pertama yang dijadwalkan Senin pekan lalu (20/8), Andi Arief absen dari undangan pemeriksaan saksi. Alasannya, saat itu dia tengah berada di Bali untuk menghadiri pernikahan salah satu kader Partai Demokrat. Esokan harinya, dalam pemanggilan kedua, Andi Arief tetap mangkir.

Terakhir, hingga panggilan ketiga hari Jumat (24/8) kemarin, Andi Arief nyatanya juga enggak datang ke Bawaslu dengan alasan ada anggota keluarganya yang sakit. "Hari ini mestinya Andi Arief kami undang untuk berikan klarifikasi, namun tadi ada informasi bahwa yang bersangkutan berhalangan hadir," kata Ketua Bawaslu, Abhan di Kantor Bawaslu RI kala itu.

Andi Arief pun belakangan mengklarifikasi kabar yang menyebut dirinya sengaja mangkir dari seluruh panggilan Bawaslu. Menurut Andi Arief, hal itu sama sekali enggak benar, apalagi kabar yang menyebut bahwa kicauannya tentang mahar politik Sandi ke Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Amanat Nasional (PAN) sejak awal memang cuma omong kosong.

"Kemarin, saya sudah menghubungi Bawaslu tentang ada kemungkinan saya masih belum bisa kembali ke Jakarta karena saya masih harus bersama orang tua saya yang belum sehat sepenuhnya. Saya tidak menghindar dan tidak juga mencabut dua tweet saya yang kemudian menjadi alasan pelapor yang saya tidak kenal untuk membawa problem ini ke Bawaslu," tutur Andi dalam keterangan tertulisnya.

Timbul tenggelam

Nah, kemarin nih, hari Senin (27/8), Bawaslu kembali menjadwalkan pemeriksaan Andi Arief sebagai saksi. Tentu saja, kehadiran Andi Arief dinantikan betul oleh tim pemeriksa Bawaslu dan awak media yang rata-rata bahkan telah menunggu sejak pukul 10.00 WIB.

Sayang, hingga pukul 16.00 WIB, Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat itu enggak juga datang. Ia kembali hilang. Berbarengan dengan itu, beberapa nomor telepon Andi Arief tiba-tiba jadi sulit dihubungi. Baik oleh Bawaslu ataupun wartawan.

Padahal, Anggota Bawaslu, Fritz Edward Siregar mengatakan, pihaknya telah menjalin komunikasi dengan Andi Arief terkait pemanggilan kemarin. Dan Andi Arief, kata Fritz sudah bersedia hadir. Tapi, nyatanya ya begitu. Ditunggu hingga sore hari, Andi Arief enggak juga menunjukkan batang hidungnya.

"Berdasarkan komunikasi terkahir di hari Kamis lalu, beliau (Andi) sudah menyatakan bersedia hadir pada hari Senin pukul 10.00 WIB. Tapi, sampai saat ini belum hadir. Kami coba telepon tidak diangkat. Kami coba Whatsapp, cuma centang 2 (terkirim) tapi tidak dibalas. Saya minta kehadiran konfirmasi juga tidak ada kabar dari Andi Arief," ungkap Fritz kepada wartawan.

Baca Juga : Menanti Ujung Polemik Mahar Politik

Sayang betul memang. Padahal, kesaksian Andi Arief sangat penting untuk mengungkap dugaan mahar politik yang dilakukan Sandi dan sejumlah pihak di poros koalisinya. 

"Keyakinan kami itu hanya bisa kami dapatkan dari sebuah kesaksian," tutur Fritz.

"Seandainya ada sebuah kesaksian bukti yang dapat petunjuk yang dapat meyakinkan kami bahawa ada sebuah dugaan pelanggaran, mungkin kami akan panggil saksi-saksi yang lain. Tapi, saat ini kami tidak memiliki bukti apa-apa yang mengarah kepada dugaan pelanggaran tersebut telah terjadi apa tidak," lanjutnya.

Celaka betul, nih. Bukan apa-apa, Bawaslu nyatanya sudah mengatakan, pihaknya cuma bisa memanggil Andi Arief tiga kali. Nah, jika Andi Arief terus-terusan mangkir seperti ini dan Bawaslu enggak juga mendapat keterangan apapun, langkah selanjutnya Bawaslu akan bikin kajian terhadap keterpenuhan materiil atas laporan tersebut dan akan menyelenggarakan rapat pleno pada Rabu, 29 Agustus 2018 mendatang.

Tag: mahar politik sandiaga uno tajir prabowo-sandiaga