BKKBN Sarankan Suami Perokok Ganti Rokok dengan Beli Ikan untuk Istri yang Hamil: Ikan Cerdaskan Otak Bayi
ERA.id - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengingatkan bahwa rokok dapat menghilangkan kesempatan ibu untuk merasakan kehamilan yang sehat dan nyaman.
“Bagi laki-laki yang istrinya hamil, supaya kualitas istrinya bagus tolong rokoknya dikurangi dulu,” kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo saat dihubungi ANTARA melalui via telepon di Jakarta dikutip dari Antara, Jumat (10/2/2023).
Menanggapi pernyataan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin terkait pengaruh rokok dengan stunting, Hasto menuturkan dalam berbagai penelitian yang dilakukan di bidang kesehatan, asap rokok yang bersifat toksik, dapat membuat ruang ibu menghirup udara bersih di rumah berkurang, karena mengandung zat-zat nikotin yang berbahaya bagi pertumbuhan janin yang dikandung.
Adanya paparan asap rokok bisa membuat janin mengalami Intrauterine growth restriction, dimana ukuran tubuh bayi lebih kecil dari ukuran normalnya. Bahkan, bisa memicu bayi lahir dalam keadaan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
Menurut Hasto, anomali yang terjadi pada tumbuh kembang janin itu berbahaya, karena bisa memicu anak terkena stunting sejak dalam kandungan. Kondisinya bisa diperparah akibat ibu yang kekurangan protein hewani.
Oleh karenanya, Hasto meminta pada tiap anggota keluarga yang merokok untuk menekan pengeluarannya membeli rokok dan mengalihkannya pada makanan berprotein hewani. Ia menyarankan supaya tidak ada anggota yang merokok dalam rumah agar sirkulasi udara bagi ibu dan bayi tidak terganggu.
“Mohon maaf bagi yang merokok mohon dikurangi. Kalau (istrinya) hamil, merokoknya di luar saja supaya tidak terpapar. Lebih baik beli ikan yang mengandung Omega3 dan DHA yang mencerdaskan otak bayi, jadi kalau hamil lebih bagus makan ikan kembung atau lele dan itu yang harus disosialisasikan,” ujarnya.
Sebelumnya pada Kamis (9/2), Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyoroti bahwa perilaku merokok dalam keluarga mampu menghilangkan kesempatan orang tua dalam memberikan protein hewani pada anak.
“Apa hubungannya dengan rokok? Salah satu sumber protein hewani. Kalau bapak-bapak merokok, ini akan menghilangkan kesempatan untuk membeli telur,” kata Menkes.
Budi menyoroti bahwa determinan paling besar dari terjadinya stunting, yaitu pada saat ibu hamil dan ketika anak selesai masa ASI eksklusif yang membutuhkan Pendamping Makanan Tambahan (PMT) lebih. Oleh karenanya, dibutuhkan protein hewani seperti telur, susu, ikan, maupun daging.
Sayangnya, perilaku merokok bisa menghilangkan kesempatan untuk membeli 16 butir telur yang bisa dibeli seharga sekitar Rp25 ribu. Hal tersebut selaras dengan adanya penelitian yang menunjukkan uang yang dihabiskan keluarga untuk membeli rokok, bisa mencapai tiga bungkus dalam sehari.
Dengan demikian, Budi meminta agar setiap keluarga lebih memperhatikan kesehatan ibu hamil dan bayi, dengan mengurangi atau berhenti mengeluarkan uang untuk merokok.
“Uang yang dihabiskan keluarga untuk membeli rokok mencapai tiga bungkus dalam sehari, yang seharusnya bisa untuk membeli telur. Oleh karena itu, saya mengingatkan kepada keluarga agar berhenti merokok dan membeli telur sebagai asupan nutrisi penting bagi anak,” kata Budi.