Demo Tuntut Pembubaran Parlemen di Peru, 60 Orang Tewas

ERA.id - Kantor Ombudsman Peru melaporkan sedikitnya 60 orang tewas di Peru sejak dimulainya protes massal pada akhir tahun lalu, sementara lebih dari 1.200 lainnya terluka.

"48 warga sipil tewas dalam bentrokan [dengan polisi], 11 warga sipil tewas karena penutupan jalan, dan 1 polisi tewas akibat kekerasan konflik," kata kantor ombudsman pada hari Jumat (10/2/2023) seperti dilansir dari Sputnik. Mereka menambahkan ada 1.247 orang terluka.

Sebelumnya pada hari Jumat, polisi Peru mengatakan bahwa setidaknya 28 petugas terluka selama protes sejak akhir tahun lalu.

Pada Desember 2022, parlemen Peru memakzulkan mantan Presiden Pedro Castillo.  Perdana Menteri Dina Boluarte lalu mengambil sumpah sebagai presiden baru negara itu dalam waktu dua jam setelah pemungutan suara pemakzulan. Ia bersumpah untuk menjalani sisa masa jabatan Castillo yang berlangsung hingga Juli 2026.

Castillo, yang mencoba membubarkan parlemen sebelum pemungutan suara, ditangkap setelah prosedur pemakzulan dan kantor kejaksaan Peru mengajukan kasus pidana terhadapnya atas tuduhan upaya kudeta dan kejahatan terhadap negara.

Rentetan peristiwa memicu gelombang protes di seluruh negeri. Demonstran mengecam pemerintah pasca pemakzulan, menyerukan pemilihan presiden segera dan pembubaran parlemen negara itu.