Ide-ide Unik yang Pernah Dikeluarkan Nur Mahmudi
Saat masih menjabat sebagai Wali Kota Depok, dia diduga menyelewengkan anggaran dana APBD untuk proyek pelebaran jalan sepanjang 500 meter dengan nilai proyek mencapai Rp17 miliar.
"Ya, betul sudah ditetapkan sebagai tersangka. (Kerugian) sekitar Rp10,7 miliar," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono, Selasa (28/8) kemarin.
Lalu bagaimana sebenarnya sepak terjang Nur Mahmudi selama menjabat sebagai Wali Kota Depok. Tercatat, ada beberapa kali ide unik yang dilontarkan mantan Menteri Kehutanan itu untuk memajukan daerahnya.
Supaya kalian tahu, Nur Mahmudi menjabat sebagai Wali Kota Depok selama dua periode. Setelah masa jabatannya pada periode 2005-2010 usai, Nur Mahmudi terpilih kedua kalinya sebagai Wali Kota Depok pada 2010-2015 dengan pasangannya, M Idris Abdul Somad, yang saat ini menjadi Wali Kota Depok.
Nah, selama jabatannya Nur Mahmudi kerap kali mengeluarkan ide-ide unik yang diterapkan di Depok. Bahkan Dia pernah datang ke KPK untuk menjamin ide-idenya orisinil agar bisa memberi dampak positif bagi daerahnya.
Berikut ide-ide unik yang pernah diterapkan Nur Mahmudi, saat menjabat sebagai Wali Kota Depok:
1. Gerakan sehari tanpa nasi
Ya, Nur Mahmudi pernah membuat kebijakan gerakan satu hari tanpa nasi atau 'one day no rice'. Gerakan itu bahkan diberlakukannya di lingkungan Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kota Depok, setiap hari Selasa.
Menurutnya, kebijakan sehari tanpa nasi ini berguna untuk menjaga ketahanan pangan. Nur Mahmudi berharap dengan diberlakukannya kebijakan ini dapat mengurangi konsumsi beras warga Depok sekitar 25.000 ton per tahun.
2. Satu hari tanpa mobil
Selain gerakan sehari tanpa nasi, Nur Mahmudi juga memberlakukan kebijakan satu hari tanpa kendaraan mobil alias ‘one day no car’ untuk pegawai Pemkot Depok. Dirinya sendiri, bahkan kerap kali datang ke kantornya dengan menggunakan sepeda motor atau naik angkutan umum.
Dengan diberlakukannya program ini, Nur Mahmudi mengklaim dapat menghemat 20 persen penggunaan APBD. Namun, sayangnya kebijakan ini dinilai kurang efektif dan tidak mendapat dukungan penuh dari pegawai di Pemkot Depok.
(Sumber: arantan.wordpress.com/2012)
3. Gerakan makan minum pakai tangan kanan
Nah kebijakan yang satu ini, sempat dilontarkan Nur Mahmudi untuk mengajak warganya cara makan yang benar. Menurutnya makan dengan tangan kanan berpengaruh pada pembentukan karakter seseorang.
Agar programnya berjalan efektif, Nur Mahmudi bahkan memasang baliho ajakan untuk menggunakan tangan kanan saat makan dan minum.
4. Jalur Cepat dan lambat di Margonda
Kemacetan akut yang kerap terjadi di jalan Margonda Raya memaksa, pemerintah Kota Depok untuk memutar otaknya. Salah satu cara yang pernah ditempuh adalah dengan menerapkan jalur cepat dan jalur lambat di jalan tersebut.
Pada 2012, saat wali kota dijabat Nur Mahmudi Ismail (2006-2016), Pemkot Depok menganggarkan Rp12 miliar guna melebarkan jalan Margonda, khususnya di area dekat balai kota sampai pertigaan Jalan R.A. Kartini. Anggaran dari dana publik itu juga digunakan untuk pengerukan, pengaspalan, perbaikan drainase, penanaman pohon, dan pemasangan lampu jalan. Harapannya, pelebaran dan penataan kawasan Margonda dapat mengurai kemacetan yang kerap terjadi.