Kolaborasi dengan Pemerintah NTT Dekranasda, Ivan Gunawan Suguhkan Kain Tenun Sumba Timur di Penutup Acara Garis Poetih 2023
ERA.id - Desainer kondang Ivan Gunawan menyuguhkann koleksi busananya dari kain tenun sumba timur di penutup acara Garis Poetih 2023. Kali ini, desainer berusia 41 tahun ini berkolaborasi bersama pemerintah provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Dekranasda.
Koleksi busana yang ditampilkan diberikan tema 'Mata Hati'. Pria kerap disapa Igun ini menyuguhkan kain tenun Sotis yang berasal dari Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur dan menjadi penutup acara Garis Poetih 2023. Ivan Gunawan memamerkan 34 koleksi busananya.
Ivan Gunawan mengaku awalnya merasa tertantang ingin membuat koleksi 'Mata Hati' lantaran terinspirasi dari keindahan Labuan Bajo.
"Karya ini saya beri nama Mata Hati. Buat saya, koleksi ini sangat spesial, karena saya merasakan keindahan NTT ini semenjak saya berlibur ke Labuan Bajo, sampai saya mau balik lagi, balik lagi," ujar Ivan Gunawan, saat ditemui di Ciputra Artpreneur, Jl. Prof. DR. Satrio, Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan pada Jumat (17/2/2023).
"Dari alamnya, budayanya, masyarakatnya, dan of course dari kainnya. Jadi, koleksi saya kali ini tidak ada sedikitpun tidak ada print kain NTT," lanjutnya.
Mantan kekasih Rossa ini mengajak masyarakat Indonesia agar menggunakan kain tenun asal NTT ketika merayakan Lebaran nanti. Tampilan resort dalam koleksi lebaran kali ini memang sengaja dibuat Ivan Gunawan, karena tradisi masyarakat Indonesia yang sering menjadikan momen lebaran sekaligus untuk liburan
"Kita memberikan edukasi kepada teman-teman, cobalah sesekali merayakan hari raya dengan kain tenun NTT. Saya membuat kain ini dengan indahnya, terasa resortnya, saya melihat Lebaran tapi ada sisi liburannya," imbuhnya.
"Jadi berliburan berbeda dengan Malaysia salam-salaman. Nah, Indonesia setelah Lebaran itu liburan ke seluruh Indonesia. Salah satunya dengan kain saya pergunakan. Kain saya pergunakan dari Sumba," tambahnya.
Ivan Gunawan mengatakan NTT memiliki kain tenun dengan nuansa motif yang sangat berbeda dibanding kain wastra yang lain. Hal inilah menginsipirasinya untuk menjadikannya sebagai busana pilihan di hari raya Idul Fitri.
"Sebagai desainer, aku juga merasa bertangung jawab untuk melestarikan kain wastra Indonesia dalam desain yang kita buat. Jadi aku ingin membuat lebaran dengan nuansa Indonesia, dimana kain tenun
Sotis asal NTT yang merupakan salah satu kain wastra kebanggan Indonesia ini aku buat menjadi potongan-potongan yang sopan dan loose di setiap koleksi itu sendiri," tutur Ivan.
Ivan akan mengeluarkan sebanyak 32 koleksi yang terdiri dari 20 busana wanita dan 12 busana pria. Koleksi ini hadir dengan konsep bertumpuk ata layering, dimana kain tenun NTT tersebut dipadukan dengan organdi, shifon, lace , katun, dan linen yang membentuk busana Resort Wear.
Hadir dengan warna-warna yang soft seperti nude, biru dan putih, membuat koleksi 'Mata Hati' terlihat lebih ringan namun tetap kental dengan nuansa Lebaran.
"Warna-warna yang kupilih memang soft banget untuk dipakai di hari raya. Semuanya dipadukan layer dalaman atau luaran dari organdi, shifon, lace , katun, linen yang menjadikan koleksi ini sangat resort," jelasnya.
Dalam pagelaran ini Ivan juga menghadirkan busana dalam berbagai siluet seperti jaket, outer dengan berbagai desain dengan potongan loose dan oversized, celana palazzo, jaket serta rok lebar bertumpuk. Ivan juga menambahkan embellishment semacam kristal, payet dan mutiara yang membuat busana-busana ini semakin jelita, serasi, tanpa kesan berlebihan.
"Disini aku banyak membuat potongan jaket.Dan karena diaplikasikan pada kain tenun yang sifatnya lebar dan pendek jadi harus aku patchwork. Terus kalau celana aku sengaja membentuk potongan palazzo yang loose," jelasnya.
"Karenakan biasanya kalau lebaran, kita makannya banyak. Dan kalau pakai potongan pallazo, lebih enak. Kemudian aku pakai bahan tulle bordir yang aku aplikasi payet tapi payetnya lebih ringan. Meski demikian tetap dapat efek glam," lanjutnya.
Kain tenun Sotis ini tak hanya diaplikasikan untuk busana, Ivan juga membuat perhiasan dan tas dari kain tenun khas NTT ini,
"Kalau perhiasan terinspirasi dari bunga lili jadi perhiasan bentuknya kaya kelopak bunga lili. Jadi masih ada sentuhan Bali. Karena kan sama sama dari timur," ungkapnya.
Sementara untuk tas, Ivan membuat sejumlah model tas tenteng dengan ukuran yang mudah dibawa kemana-mana. Tas tenun ini terlihat sangat modis karena kesan etnik yang melekat padanya. Dengan tassel dibawahnya, membuat tampilan tas ini semakin cantik modis saat dipakai di hari raya Idul Fitri.
"Sekarang ini aku lagi suka tas ukuran kecil yang mudah dibawa kemanamana. Tas tenteng cantik yang bisa dipakai untuk mukenah." tambahnya.